Ilmu Ibarat Hewan Buruan dan Tali Ikatannya

 




Dalam khazanah hikmah ulama, ada perumpamaan yang tajam sekaligus indah: ilmu itu ibarat hewan buruan, sedangkan tali pengikatnya adalah catatan dan pengamalan. Sebab, hewan buruan yang lepas tak akan kembali hanya dengan penyesalan, sebagaimana ilmu yang dibiarkan pergi tak akan menetap hanya dengan ingatan.

Ilmu memiliki tabiat seperti buruan liar. Ia cepat, lincah, dan mudah kabur dari ingatan. Hari ini dipahami, esok menghilang. Maka, siapa yang merasa cukup hanya dengan mendengar atau membaca tanpa mengikatnya, ia akan mendapati kepalanya penuh, tetapi tangannya kosong.

Para ulama terdahulu sangat sadar akan hal ini. Mereka menulis, mengulang, dan mengamalkan. Bukan karena mereka pelupa, tetapi karena mereka paham: ilmu yang tidak diikat akan menjadi hujjah yang pergi, bukan cahaya yang menetap. Catatan adalah salah satu tali terkuat. Dengan menulis, ilmu dipaksa berhenti, ditahan agar tidak lari dari kesadaran.

Namun, tali terkuat bukan hanya tinta dan kertas. Pengamalan adalah ikatan yang paling kokoh. Ilmu yang diamalkan akan tinggal lebih lama daripada ilmu yang hanya dihafal. Ia bukan sekadar tersimpan di kepala, tetapi hidup dalam sikap dan keputusan.

Rasulullah ﷺ mengingatkan bahwa ilmu yang bermanfaat adalah yang memberi dampak, bukan yang sekadar diketahui. Maka, belajar bukan sekadar mengumpulkan buruan, tetapi memastikan setiap buruan terikat kuat dan memberi manfaat.

Pada akhirnya, siapa yang serius dengan ilmunya, ia akan sibuk mengikat, bukan sekadar mengejar. Karena mengejar itu melelahkan, sementara menjaga adalah bentuk tanggung jawab. Ikatlah ilmumu dengan kuat, agar ia tidak lari di saat paling kau butuhkan.



Post a Comment

Previous Post Next Post