Hidup Ini Adalah Kompetisi: Ruang Bertumbuh Bukan Ruang Saling Menjatuhkan

 




Hidup selalu bergerak. Setiap hari kita dipertemukan dengan pilihan, ujian, peluang, serta manusia lain yang berlari menuju tujuan masing-masing. Di titik itulah kita sadar: hidup ini memang kompetisi. Tetapi bukan kompetisi yang penuh kebencian, melainkan kompetisi yang mendewasakan.

Dalam pandangan Islam, manusia tidak diperintah untuk menjadi paling hebat, tetapi diperintah untuk menjadi yang terbaik di sisi Allah. Firman-Nya:

“Dan untuk yang demikian itu hendaklah manusia berlomba-lomba.”
 QS. Al-Mutaffifin: 26

Ayat ini bukan sekadar seruan untuk menang; ia adalah ajakan untuk hidup dengan kualitas yang terus meningkat. Bukan tentang mengalahkan orang lain, tetapi tentang mengalahkan diri sendiri kemarin.

1. Kompetisi Melawan Kelemahan Diri

Musuh terberat bukanlah orang lain, tapi rasa malas, rasa minder, keraguan, dan kebiasaan buruk yang menahan kita. Setiap kali kita mengatasi satu kelemahan, kita memenangkan satu babak. Dan ketika kita terus memperbaiki diri, kita sedang mempersiapkan kemenangan yang lebih besar.

2. Kompetisi untuk Memberi Manfaat

Dalam Islam, kemenangan bukan hanya soal prestasi pribadi, tetapi sejauh mana kita bermanfaat. Nabi bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.”

Di sini kompetisi berubah makna: bukan siapa yang paling banyak mendapat, tetapi siapa yang paling banyak memberi. Hidup menjadi perjalanan memperluas kebaikan.

3. Kompetisi Menjaga Keikhlasan

Di tengah dunia yang suka mengukur segalanya dengan pujian, angka, dan pengakuan, menjaga ketulusan adalah perlombaan tersendiri. Kadang kita menang secara lahir, tapi kalah secara batin. Maka para ulama selalu menasihati: “Perbaiki niatmu, maka langkahmu akan ikut baik.”

4. Kompetisi yang Tidak Mematikan Hati

Kompetisi yang benar membuat kita rendah hati, bukan angkuh. Membuat kita menghormati orang lain, bukan meremehkan. Karena kita tahu: setiap orang berjuang dari titik yang berbeda, dengan beban yang berbeda pula. Kita berlari di lintasan masing-masing.

5. Menang dengan Caramu Sendiri

Allah tidak menuntut semua hamba menjadi sama. Ada yang berlomba dalam ilmu, ada dalam pelayanan, ada dalam kreativitas, ada dalam kesabaran menghadapi hidup. Setiap lintasan punya pemenang masing-masing.

Yang penting, jangan berhenti berlari. Karena yang berhenti, dialah yang pasti kalah.

 Penutup

Jika hidup ini adalah kompetisi, maka kompetisi terbesar adalah bagaimana kita tetap jujur, tetap berusaha, tetap sabar, dan tetap berada di jalan Allah. Kompetisi yang tidak membuat kita lelah mengejar dunia, tetapi membuat kita dekat dengan akhirat.

Hiduplah dengan tekad seorang pelari, tetapi dengan hati seorang hamba. Karena pada akhirnya, pemenang sejati adalah mereka yang kembali kepada Allah dengan hati yang bersih dan usaha yang sungguh-sungguh.

 


Post a Comment

Previous Post Next Post