Menghargai Waktu dalam Islam. Sebagai bagian dari peningkatan takwa itu, kita perlu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Sebab, waktu merupakan hal paling dan berharga. Sekali berlalu, waktu tidak akan pernah kembali dan terulang. Waktu tidak dapat dibeli. 24 jam dalam sehari, 60 menit dalam satu jam, dan seterusnya tidak dapat berubah, bertambah atau berkurang.
Waktu
merupakan nikmat dari Allah yang sangat berharga sehingga menuntut manusia
untuk pandai menjaga dan menggunakannya dengan saksama dan banyak guna agar
mendapati hasil yang berkualitas guna. Menyadari waktu terus melaju tak pernah
henti dan tugas manusia di bumi ini adalah beribadah kepada Allah (QS
Ad-Dzariyat: 56), maka marilah kita berusaha untuk melakukan ibadah dengan baik
dan benar dalam berbagai bentuk dan kesempatan agar kita selalu dalam mahabbah
dan rahmat Allah. Kesadaran ini menjadi penting agar kita tidak terlena
menyikapi waktu dengan banyak berbuat yang kurang manfaat sehingga penyesalan
akan didapat. Namun sebaliknya kita selalu berbuat dan bertindak hal-hal yang
membawa kebaikan dan kemanafaatan baik untuk diri kita maupun orang lain.
Rasulullah bersabda: مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ
الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيْهِ Artinya: “Di antara kebaikan Islam
seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.” (HR Tirmidzi, Ibnu
Majah).
