Suatu
sore, seorang anak yatim berjalan menyusuri gang sempit sambil membawa kantong
kecil berisi beras yang ia dapat dari tetangganya. Rumahnya hanyalah gubuk
bambu, beratap bocor, dan berdinding anyaman tua. Saat sampai di depan rumah,
ia melihat seorang ibu tua duduk kelelahan di tepi jalan.
“Ibu belum makan?” tanya si anak.
Ibu itu tersenyum lemah, “Belum, Nak. Tidak apa-apa, Ibu sudah biasa.”
Anak yatim itu menunduk. Ia menatap kantong
berasnya—satu-satunya makanan yang ia punya malam itu. Tapi tanpa ragu, ia
menyerahkan beras itu pada sang ibu. “Ambil saja, Bu. Saya masih kuat menahan
lapar.”
Malam itu, anak itu tidur dengan perut kosong.
Namun entah kenapa, hatinya begitu tenang.
Beberapa hari kemudian, seorang dermawan datang ke kampung itu membagikan
sembako. Ia singgah ke rumah ibu tua itu. Ketika tahu kisah anak yatim yang
memberi berasnya, sang dermawan pun mencari anak itu.
Hari itu, hidupnya berubah. Ia diberi tempat
tinggal, biaya sekolah, dan kasih sayang yang dulu hilang.
