Ada
kalimat yang sering kita dengar, “Semakin berilmu seseorang, semakin ia
merasa bodoh.” Bukan karena ia benar-benar tidak tahu apa-apa, tetapi
karena ia memahami betapa luasnya ilmu dan betapa sedikit yang ia miliki.
Kesadaran inilah yang menjauhkan kita dari sikap arogan, merasa paling benar,
atau lebih pintar dari orang lain.
Dalam
Islam, tawadhu’ bukan sekadar sikap rendah hati, tetapi cara menjaga jiwa agar
tidak rusak oleh kesombongan. Sombong adalah penyakit yang membuat seseorang
menilai orang lain lebih rendah, padahal Allah-lah yang Maha Mengetahui kadar
setiap hamba.
1. Merasa Bodoh Itu Bukan
Merendahkan Diri, Tapi Menyadari Keterbatasan
Ketika
kita mengatakan dalam hati, “Aku masih bodoh,” maksudnya bukan menghina
diri sendiri, melainkan menyadari bahwa apa yang kita tahu sangat kecil
dibandingkan apa yang belum kita pelajari. Sikap ini justru membuka pintu
belajar lebih lebar. Orang yang merasa cukup biasanya berhenti berkembang.
Sebaliknya, orang yang merasa masih kurang akan terus mencari ilmu.
2. Tidak Merasa Lebih Pintar dari
Orang Lain Adalah Penjaga Hati
Kadang
kita melihat seseorang yang ilmunya tidak sebanyak kita, lalu muncul rasa ingin
menilai. Di sinilah bahaya sombong mulai tumbuh. Padahal bisa jadi orang itu
lebih ikhlas, lebih jujur, lebih sabar, atau lebih dekat dengan Allah daripada
kita. Nilai manusia tidak hanya diukur dari ilmu yang terlihat, tetapi dari
amal dan ketulusan hati—yang hanya Allah yang tahu.
3. Orang Bijak Justru Tak Banyak
Membandingkan
Membandingkan
diri dengan orang lain sering membuat hati gelap—merasa lebih baik dari satu
sisi, merasa lebih buruk dari sisi lain. Orang yang benar-benar bijak tidak
sibuk membandingkan, tetapi memperbaiki. Ia sadar bahwa setiap orang punya
perjalanan, ujian, dan potensi yang berbeda.
4. Rendah Hati Membuka Pintu
Keberkahan
Kesombongan
menutup pintu nasihat. Jika hati sombong, ilmu tidak masuk, kebaikan sulit
melekat, dan kita mudah salah jalan. Tetapi bila hati rendah, nasihat terasa
ringan, kebenaran mudah diterima, dan Allah bukakan jalan-jalan kemudahan.
Penutup
Merasa
diri “bodoh” adalah cara lembut untuk menjaga hati tetap rendah. Bukan berarti
tidak mampu, tetapi agar kita selalu ingat bahwa:
- Ilmu
Allah tak berbatas, ilmu kita sangat terbatas.
- Setiap
orang memiliki kelebihan yang tidak kita miliki.
- Arogansi
hanya membuat kita buta, sedangkan rendah hati membuat kita tumbuh.
Selama
kita terus belajar, terus memperbaiki diri, dan tidak mengangkat diri di atas
orang lain, maka kita sedang menapaki jalan orang-orang berilmu yang
sesungguhnya.
