Kalam Hikmah:
"Siapa yang lupa dari mana ia bermula, ia akan kehilangan arah ke mana ia melangkah."
Tempat kita belajar bukan sekadar bangunan dengan tembok dan atap, tetapi sebuah madrasah kehidupan yang menanamkan nilai, adab, dan cahaya ilmu. Di sanalah kita mengenal huruf pertama, memahami makna doa, dan belajar bahwa setiap ilmu hanyalah jalan menuju Allah.
Banyak orang melangkah jauh, meraih gelar, jabatan, dan kemuliaan dunia. Namun, mereka lupa akar yang menegakkan batang kehidupan. Mereka lupa pada tanah tempat mereka menunduk, tempat mereka meneteskan keringat, dan tempat mereka pertama kali diajarkan, “Semua ini karena Allah, bukan karena kita.”
Mengingat tempat belajar bukanlah romantisme masa lalu, tetapi kesadaran spiritual. Karena di sanalah kita ditempa menjadi hamba yang tahu arah. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa tidak bersyukur kepada manusia, ia tidak bersyukur kepada Allah. (Musnad Ahmad)
Bagaimana kita bisa bersyukur kepada Allah jika kepada guru dan tempat belajar pun kita berpaling?
Mengapa ini penting?
✔ Karena mengingat asal adalah cara menjaga hati dari kesombongan.
✔ Karena mengenang ilmu menghidupkan kembali semangat mendekat kepada Allah.
✔ Karena doa kita untuk tempat belajar adalah wujud adab yang diridhai-Nya.
Maka renungkanlah:
-
Sudahkah engkau kirim doa untuk pesantren atau sekolahmu hari ini?
-
Sudahkah engkau menjaga nama baiknya dengan akhlakmu?
-
Sudahkah engkau jadikan ilmu yang dulu kau pelajari sebagai jalan semakin dekat kepada Allah?
Ilmu bukan sekadar dihafal, tetapi dihidupkan. Dan menghidupkannya berarti menjaga akarnya agar tidak kering.
Pesan untuk kita semua:
"Jangan lupa tempat yang dulu mengajarimu sujud, agar langkahmu tidak tersesat dari sajadah."
Semoga Allah meneguhkan hati kita dalam syukur, menjaga adab kita kepada guru dan lembaga tempat kita belajar, dan menjadikan setiap langkah kita jalan menuju-Nya.
