Mengapa Islam Sangat Menyikapi Bahaya Silauan Dunia?


Dalam gemerlap kehidupan dunia, manusia kerap terpikat oleh kilau yang memukau mata namun menipu hati. Kekayaan, jabatan, popularitas, dan kenikmatan sesaat sering kali menjadi pusat kejaran, seolah itulah hakikat kebahagiaan sejati. Namun Islam, sebagai agama yang sempurna, sangat menaruh perhatian besar terhadap bahaya "silauan dunia" — bukan karena Islam menolak dunia, tetapi karena Islam tahu sejatinya dunia hanyalah persinggahan, bukan tujuan akhir.


1. Dunia: Permainan yang Melalaikan

Allah Swt. berfirman:

"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau, perhiasan, dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba-lomba dalam kekayaan dan anak keturunan."

(QS. Al-Hadid: 20)


Ayat ini dengan tegas menunjukkan bahwa dunia memang menggoda. Ia memanjakan mata dan keinginan, namun melalaikan hati dan akhirat. Islam mengingatkan bahwa ketertarikan berlebihan pada dunia bisa menjadikan manusia lupa pada tanggung jawabnya sebagai hamba dan khalifah di bumi.


2. Dunia: Ujian, Bukan Tujuan

Rasulullah Saw. bersabda:

“Demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku khawatirkan atas kalian, namun yang aku khawatirkan adalah jika dunia dibentangkan kepada kalian sebagaimana telah dibentangkan kepada umat sebelum kalian, lalu kalian berlomba-lomba seperti mereka dan akhirnya kalian binasa seperti mereka.”

(HR. Bukhari dan Muslim)


Silauan dunia bisa menyilaukan akal dan membutakan hati. Ketika manusia menjadikan dunia sebagai orientasi utama, maka kebenaran bisa dikorbankan, amanah diabaikan, dan nafsu ditinggikan. Islam hadir untuk menata hati, agar harta, jabatan, dan segala kesenangan dunia hanya menjadi sarana ibadah — bukan pusat hidup.


3. Dunia: Tidak Seindah yang Disangka

Rasulullah Saw. menggambarkan dunia dengan sangat rendah nilainya:

“Seandainya dunia itu sebanding dengan sayap nyamuk di sisi Allah, maka Dia tidak akan memberi minum seteguk air pun kepada orang kafir.”

(HR. Tirmidzi)


Jika dunia sangat kecil nilainya dibanding akhirat, mengapa manusia berlomba hanya untuk memilikinya? Islam menyikapi ini dengan memberikan peringatan, agar umatnya tidak tertipu oleh fatamorgana dunia.


4. Dunia: Penyebab Banyak Kecelakaan Hati

Silauan dunia bisa melahirkan penyakit-penyakit hati: iri, hasad, sombong, riya, hingga melupakan Allah. Maka Islam mengajarkan sikap zuhud, yaitu menggunakan dunia di tangan, tapi tetap menjaga akhirat di hati.


5. Dunia: Ladang Amal untuk Bekal Akhirat

Bukan berarti Islam memerintahkan untuk membenci dunia secara mutlak. Islam justru menempatkan dunia sebagai ladang amal. Dunia bukan musuh, tapi bisa jadi bencana jika tidak diarahkan. Dunia bukan haram, tapi bisa menjerumuskan jika dijadikan tujuan hidup.


Imam Al-Ghazali berkata:

“Dunia itu ibarat ular: kulitnya lembut, namun racunnya mematikan. Orang bodoh akan tertipu oleh keindahannya, sedangkan orang cerdas akan menjaganya dengan waspada.”


Penutup: Jagalah Hati, Dunia Hanya Sebentar

Islam sangat menyikapi bahaya silauan dunia karena dunia memang menipu. Ia menawarkan kenikmatan sesaat, namun bisa mencuri akhirat yang abadi. Maka Islam membimbing hati agar tetap sadar: dunia ini hanya sebentar, dan akhiratlah tempat pulang. Sebagaimana doa Rasulullah Saw.:


“Ya Allah, jangan jadikan dunia sebagai tujuan terbesar kami, dan bukan pula puncak ilmu kami.”

(HR. Tirmidzi)


Jadilah insan yang cerdas, yang membangun dunia dengan niat akhirat, dan menjadikan dunia sebagai jalan menuju ridha Allah, bukan sebagai tempat tinggal abadi.


Jika ingin versi lebih pendek atau dibuat dalam bentuk konten dakwah 1 menit, saya siap bantu juga.



Post a Comment

Previous Post Next Post