Lalai dari tanggung jawab bukan sekadar kelupaan. Ia adalah kelalaian hati, pembiaran amanah, dan awal dari kerusakan yang lebih besar. Islam datang bukan hanya untuk mengajarkan ibadah, tapi juga menanamkan kedewasaan dalam memikul tanggung jawab — terhadap diri, keluarga, masyarakat, dan Allah.
1. Amanah: Bukan Sekadar Kata
Allah berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikulnya dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya, lalu dipikullah amanah itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh.”
(QS. Al-Ahzab: 72)
Betapa beratnya tanggung jawab, hingga langit dan bumi pun tak sanggup memikulnya. Tapi manusia justru sering memandangnya ringan, bahkan melalaikannya dengan enteng.
2. Lalai Itu Berbahaya
Lalai dari tanggung jawab ibarat lubang kecil di kapal. Awalnya sepele, namun jika dibiarkan, bisa menenggelamkan semuanya. Entah itu amanah belajar, tugas keluarga, jabatan, atau kepemimpinan—semua akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
3. Saat Lalai Menjadi Kebiasaan
Hari ini, banyak orang tersenyum seolah tak terjadi apa-apa, padahal di balik senyumnya, ada tugas yang diabaikan. Banyak yang tenang, padahal kewajibannya menunggu. Lalai itu tak berisik, tapi perlahan mencuri harga diri, dan pada akhirnya, akan mencuri keberkahan hidup.
Penutup: Bangun, Sebelum Hidupmu Jadi Penyesalan
Jangan biasakan lalai. Karena hidup ini singkat, dan setiap tanggung jawab adalah titipan. Jika tidak bisa memikulnya dengan sempurna, setidaknya jangan mengabaikannya dengan sengaja. Tanggung jawab itu bukan beban — ia adalah bentuk kehormatan dari Allah.
Ingatlah, surga bukan hanya milik orang yang rajin ibadah, tapi juga milik mereka yang jujur dalam memikul tanggung jawab.