Konflik antara Iran dan Israel bukan sekadar pertikaian dua negara. Ini adalah cerminan dari dinamika politik, agama, dan kepentingan global yang menyentuh hati banyak umat Islam di dunia, termasuk di Indonesia. Namun sebagai Muslim, kita tidak hanya diajak untuk menonton atau ikut panas dalam konflik, tapi lebih jauh: merenung, belajar, dan mengambil hikmah.
Lantas, apa saja hikmah yang bisa kita petik dari konflik besar ini?
1. Mengingatkan Kita bahwa Dunia Tak Akan Pernah Sepenuhnya Damai
Islam telah mengabarkan bahwa dunia ini bukan surga. Akan selalu ada fitnah, peperangan, dan konflik hingga akhir zaman. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:
“Dan jika Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan mereka satu umat saja. Tetapi Allah memasukkan siapa yang Dia kehendaki ke dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang zalim, bagi mereka tidak ada pelindung dan tidak pula penolong.”
(QS. Asy-Syura: 8)
Konflik Iran-Israel menjadi pengingat bahwa keadilan sejati bukan di dunia ini, dan hanya bisa terwujud sepenuhnya di akhirat.
2. Umat Islam Perlu Kembali pada Persatuan, Bukan Sekadar Perdebatan
Banyak dari kita yang mudah terpecah karena membela pihak tertentu, padahal kita tak benar-benar paham kondisi sesungguhnya. Perbedaan mazhab, negara, atau politik seringkali menjauhkan kita dari hakikat ukhuwah Islamiyah.
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”
(QS. Al-Hujurat: 10)
Konflik itu memperlihatkan bahwa perpecahan antar-Muslim bisa berakibat fatal, dan kita tidak boleh membawa perpecahan itu ke dalam negeri kita sendiri.
3. Belajar Bijak Menyikapi Politik Global
Islam tidak melarang kita memahami politik, tapi Islam juga mengajarkan adab dalam menyikapi peristiwa. Kita tidak boleh gegabah menyebar kebencian, menyulut amarah, atau membuat opini yang menyesatkan umat.
Nabi SAW bersabda:
“Cukuplah seseorang dianggap berdosa jika dia menceritakan segala yang ia dengar.”
(HR. Muslim)
Hikmahnya: kita diajak untuk cerdas, jernih, dan tidak mudah ikut arus. Jangan sampai konflik di Timur Tengah justru mengoyak ketenangan umat Islam di Nusantara.
4. Mendoakan Kebaikan Umat, Bukan Membenci yang Tidak Kita Pahami
Daripada sibuk menyalahkan, Islam mengajarkan untuk mendoakan. Kita tidak tahu isi hati para pemimpin negara. Tapi kita tahu bahwa Allah Maha Membolak-balikkan keadaan. Siapa tahu, dari konflik ini, ada jalan menuju hidayah dan kebaikan bagi semua pihak.
“Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia.”
(QS. Al-Muddatsir: 31)
Kesimpulan:
Konflik Iran dan Israel adalah bagian dari takdir dunia. Tapi reaksi kita sebagai Muslim-lah yang akan diuji. Apakah kita ikut terseret arus provokasi? Atau tetap menjaga hati, akal, dan ukhuwah?
Islam tidak memerintahkan untuk fanatik terhadap negara, tapi untuk berpegang pada kebenaran, keadilan, dan persaudaraan.
Semoga kita termasuk umat yang tidak hanya menyaksikan, tapi mengambil pelajaran. Tidak hanya bicara, tapi juga memperbaiki diri.