Dalam islam seseorang yang berilmu itu akan diangkat derajatnya oleh
Allah swt, dan seorang yang berilmu memiliki keutamaan dan perhatian khusus
dari Allah Swt, Keutamaan ilmu, belajar dan mengajarkan ilmu sangat penting
dalam Islam.
Rasulullah SAW bersabda:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya: “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim.”
Dari hadits tersebut kita sebagai umat muslim memiliki kewajiban
menuntut dan mempelajari ilmu, dengan ilmu tersebut kita akan mengetahui segala
sesuatu yang tidak diketahui oleh orang lain, dan kita akan mendapatkan
kebahagian dunia akhirat dengan ilmu tersebut.
Rasulullah Saw bersabda:
ﻣَﻦْ ﺃَﺭَﺍﺩَ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻓَﻌَﻠَﻴْﻪِ ﺑِﺎﻟْﻌِﻠْﻢِ، ﻭَﻣَﻦْ ﺃَﺭَﺍﺩَ ﺍﻷَﺧِﺮَﺓَ
ﻓَﻌَﻠَﻴْﻪِ ﺑِﺎﻟْﻌِﻠْﻢِ، ﻭَﻣَﻦْ ﺃَﺭَﺍﺩَﻫُﻤَﺎ ﻓَﻌَﻠَﻴْﻪِ ﺑِﺎﻟْﻌِﻠْﻢِ
Artinya: “Barangsiapa yang menginginkan dunia
maka hendaklah berilmu. Barangsiapa yang menginginkan akhirat, maka hendaklah
dengan ilmu.Barangsiapa yang menginginkan keduanya, maka hendaklah dengan
ilmu.”
Bagaimana kita akan melakukan amalan baik
dengan tampa ilmu ?, tentu perbuatan kita akan menjadi sia-sia dan bernilai
kosong dihadapan Allah Swt, hendaknya setiap muslim dalam melakukan sesuatu amalan
memiliki ilmu, solat pakai ilmu, zakat pakai ilmu, haji pakai ilmu semuanya
haruslah didasarkan dengan ilmu.
Setiap waktu yang kita punya pakailah untuk berbuat
kebaikan terutama bagi pemuda-pemuda yang masih kuat dalam ibadah kepada Allah
swt, saya teringat akan kisah seorang pemuda yang bersemangat dalam beribadah
dan tidak berputus asa kepada Allah Swt.
Kisahnya yaitu
Hari masih gelap, seorang pemuda yang tekun dan
rajin beribadah, bersiap pergi ke masjid untuk sholat berjama’ah.
Di tengah jalan dia terjatuh. Pakaiannya kotor
dan basah. Ia pulang untuk mandi dan berganti pakaian, lalu berangkat kembali
ke masjid.
Dalam perjalanan yang kedua kalinya, ia kembali
terjatuh di tempat yang sama. Prosespun kembali berulang. Basah dan kotor lagi.
Mandi serta berganti pakaian, untuk kemudian kembali berangkat ke masjid. Lagi.
Di tengah perjalanan menuju masjid yang
terakhir itu dia bertemu dengan seseorang yang membawa lentera. Orang tersebut
menawarkan diri untuk mengantarkannya hingga masjid, karena –katanya
kebetulan dia melihat pemuda itu jatuh sampai dua kali.
Singkat cerita, sesampainya di masjid, pemuda
tersebut berterima kasih dan mengajak penolongnya untuk masuk dan sholat
bersama. Namun orang tersebut tetap kukuh menolaknya, dan justru memberikan
pengakuan yang amat mengagetkan, bahwa sebenarnya dia adalah setan.
Disamping itu, si setanpun mengakui bahwa
dialah yang tadi menyebabkan pemuda tersebut jatuh, lalu menceritakan latar
belakang kenapa dia tidak lagi ‘menghalangi’ si pemuda melainkan justru
berbalik menolongnya.
Ketika pemuda itu pulang lalu kembali lagi ke
masjid, Allah mengampuni dosa-dosanya. Ketika pemuda itu jatuh untuk kedua
kalinya dan masih tetap kembali lagi ke masjid, Allah mengampuni dosa-dosa
sanak keluarganya. Maka setan mengantarkan pemuda itu sampai ke masjid, karena
apabila pemuda itu terus menerus jatuh dan masih tetap ingin kembali ke masjid,
bisa-bisa orang sekampungnya diampuni semua dosanya oleh Allah. Setan ingin
memastikan bahwa itu tidak akan terjadi, maka setan sendiri yang mengantarkan
pemuda itu ke masjid.
Wallahu A’lam