hafimultimedia |
Fakta
menunjukkan bahwa banyak orang yang berilmu, pintar dan pandai tetapi ilmunya
tidak banyak bermanfaat buat orang-orang di sekitarnya. Sebaliknya, banyak
orang yang sebenarnya tidak pintar-pintar amat tetapi justru ilmunya bermanfaat
banyak baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain di sekitarnya.
Kata
oarng tua jawa jaman dahulu, kalo ingin sukses dalam manuntut ilmu harus berani
hidup perihatin, hidup susah, bersakit-sakit terlebih dahulu. Sedangkan di
pesantren selain diajarkan untuk belajar yang tekun, juga dianjurkan untuk
menjalankan laku tirakat (jalan mendekatkan diri pada Tuhan) dengan
memperbanyak amalan-amalan sunnah seperti puasa, sholat malam, dzikir,
mengurangi waktu tidur dan sebagainya.
Kembali
ke cerita Mbah Syafaat, konon dulu ketika menjadi santri dilaluinya dengan
penuh penderitaan. Hidup sangat pas-pasan bahkan rela nyambi sebagai buruh
tani. Sering kena penyakit kudis selama menjadi santri. Bahkan konon katanya, beliau
pernah berpuasa lapan tahun. Sebuah perjuangan dan penderitaan yang Panjang.
Terdengar
tidak masuk akal memang. Tetapi perihal tirakat, sudah menjadi hal biasa di
kalangan santri Blok Agung. Diantara santri terdapat omongan begini, belum
benar-benar jadi santri Blok Agung kalua belum puasa dalail (puasa tiga tahun
berturut-turut, setiap hari, kecuali hari yang diharamkan puasa). Saya sendiri
adalah salah satu santri yang tidak melakukan se ekstrim itu, paling banter
cukup puasa sunnah hari senin dan kamis saja.