Waktu Itu Bagaikan Pedang: Gunakan Ia Sebelum Ia Mengiris Balik





Di antara nikmat paling lembut namun paling cepat melayang adalah waktu. Ia tidak berisik, tidak memaksa, tidak pernah menunggu. Ulama terdahulu berkata, “Waktu itu bagaikan pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia akan memotongmu.”
Kalimat sederhana, tetapi di baliknya tersimpan nasihat yang lebih tajam dari mata pedang itu sendiri.

1. Waktu Tidak Pernah Kembali, Tapi Selalu Menguji

Setiap detik yang lewat adalah ujian: apakah kita mengisinya dengan kebaikan atau membiarkannya kosong? Dalam Islam, waktu adalah amanah. Allah bersumpah atasnya dalam surah Al-‘Asr, menandakan betapa gentingnya perjalanan hidup yang terus bergerak.

Yang membuat kita rugi bukan banyaknya waktu yang hilang, tetapi betapa seringnya kita membiarkan waktu berlalu tanpa arah.

2. Kesibukan Bukan Selalu Kemajuan

Kita sering bangga karena “sibuk” padahal sibuk tidak selalu berarti berisi. Ada yang bergerak, tapi tidak maju. Ada yang bekerja keras, tapi tidak mendekatkan diri kepada Allah. Pedang waktu tidak memotong dengan darah, tetapi dengan penyesalan:
menatap kembali hari kemarin dan berbisik, “Seandainya aku….”

3. Gunakan Waktu untuk Menguatkan Diri, Bukan Melatih Penundaan

Waktu yang baik adalah yang dipakai untuk:

  • memperbaiki hubungan dengan Allah,

  • memperbaiki diri,

  • memperbaiki akhlak,

  • memperbaiki tujuan hidup.

Sementara waktu yang buruk bukanlah waktu istirahat, tetapi waktu yang kita biarkan lepas tanpa makna.

4. Setiap Detik Bisa Menjadi Ladang Pahala

Menuntut ilmu, membaca Al-Qur’an, membantu orang lain, memperbaiki hati, bahkan sekadar menahan diri dari perbuatan sia-sia semuanya adalah bentuk “menebas” waktu dengan benar.
Dan setiap detik itu akan kembali kepada kita dalam bentuk keberkahan, kemudahan, dan ketenangan.

5. Jika Kita Lalai, Pedang Itu Akan Mengiris Balik

Irisannya berupa:

  • kerugian,

  • rasa hampa,

  • harapan yang terlambat,

  • kemampuan yang seharusnya bisa kita capai namun hilang.

Penyesalan adalah luka waktu yang paling menyakitkan.


Penutup: Jadikan Waktu Sahabat, Bukan Penebas

Kita tidak bisa menghentikan waktu, tapi kita bisa mengarahkan langkah. Kita tidak bisa memperpanjang usia, tapi kita bisa memperbesar nilainya.
Gunakan waktu sebelum ia mengiris balik dengan penyesalan yang panjang.
Sebab yang paling merugi bukan mereka yang sedikit waktunya, tetapi mereka yang banyak menyia-nyiakannya.


Post a Comment

Previous Post Next Post