Hidup tak selamanya berjalan di atas jalan mulus. Kadang kita harus
melewati tikungan tajam, jalan berlubang, bahkan terperosok ke dalam jurang
duka. Saat itulah, sabar menjadi satu-satunya cahaya yang menuntun langkah kita
agar tidak tersesat dalam gelapnya ujian.
Sabar bukan berarti pasrah tanpa usaha, bukan pula menahan tangis
tanpa boleh mengeluh. Sabar adalah seni menerima kenyataan dengan tetap menjaga
harapan. Ia adalah kekuatan yang tersembunyi di balik doa-doa panjang, dalam
hati yang tetap percaya walau logika berkata “sudah tak mungkin.”
Allah SWT berfirman:
"Dan bersabarlah; sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar."
(QS. Al-Anfal: 46)
Ujian hidup bisa hadir dalam bentuk kehilangan, kegagalan,
kekecewaan, bahkan pengkhianatan dari orang yang paling kita percaya. Tapi
setiap ujian selalu punya pesan: untuk mendewasakan hati, membersihkan niat,
atau menyiapkan kita untuk sesuatu yang lebih besar.
Ingatlah, sabar bukanlah kelemahan. Justru ia adalah bentuk
kekuatan tertinggi. Rasulullah Saw sendiri adalah teladan utama dalam
kesabaran. Beliau dihina, disakiti, bahkan diusir dari kampung halamannya,
namun beliau tetap berdiri dengan akhlak yang agung.
Ketika hati mulai lelah, ketika tubuh terasa berat menanggung beban
hidup, ingatlah bahwa ujian tidaklah abadi. Semua akan berlalu. Dan mereka yang
bersabar, akan melihat bahwa di balik gelapnya malam, selalu ada fajar yang
menanti.
"Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan."
(QS. Al-Insyirah: 6)
Maka bersabarlah… bukan karena kita kuat, tapi karena kita yakin:
Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya. Dan siapa yang bersabar, ia telah
memenangkan perjuangan dalam diam.