Ada air mata yang tak terlihat, saat seorang ayah melepaskan genggaman tangan anaknya di gerbang pesantren.
Ada tangis yang ditahan, saat seorang ibu membalikkan badan setelah mencium kening buah hatinya.
Tidak mudah…
Tapi mereka tahu: anak ini bukan milik mereka sepenuhnya—ia adalah titipan Allah, yang harus dijaga bukan hanya badannya, tapi juga imannya.
Ketika Hati Bertanya: Kenapa Harus Pesantren?
Zaman ini tak seperti dulu. Dosa lebih cepat masuk daripada cahaya ilmu. Layar-layar kecil menggoda jiwa, dan pergaulan sering kali lebih kejam daripada perang.
Maka ketika hati orang tua mulai gelisah, Allah beri mereka ilham:
“Antarkan anakmu ke tempat yang lebih bisa menjaganya. Tempat yang mungkin sederhana, tapi lebih dekat pada-Nya.”
Dan pilihan itu jatuh pada pesantren—meski harus menahan rindu, meski tak bisa memeluk setiap malam, meski rumah terasa sepi. Karena mereka sadar, anak ini lebih butuh keselamatan jiwa daripada kenyamanan dunia.
Di Balik Dinding Pesantren, Ada Doa yang Tak Pernah Putus
Anak yang dahulu selalu didekap, kini tidur di lantai beralas tikar.
Yang biasanya disuapi, kini harus mencari makan sendiri.
Yang biasa dimanja, kini harus menghafal dan bertahan dalam sunyi.
Tapi di balik semua itu, ada satu hal yang tak pernah pergi:
Doa orang tua.
Ia menyelinap dalam setiap malam, mengalir dalam setiap sujud, dan terbang ke langit dalam lirih tangis:
"Ya Allah… jagalah anakku di pesantren seperti aku menjaganya di rumah. Bahkan lebih baik lagi, karena aku tahu, Engkau lebih sayang padanya dari siapa pun."
Pesantren, Tempat Allah Mendidik Lewat Kesederhanaan
Bukan gedung tinggi yang menyelamatkan,
Bukan Wi-Fi cepat yang mencerdaskan,
Tapi lantunan Al-Qur’an di sepertiga malam,
Dan peluh yang jatuh saat belajar tanpa pamrih.
Di pesantren, anak tidak hanya mencari ilmu, tapi ditempa menjadi hamba Allah yang sejati.
Dan semua itu tak mungkin terjadi kecuali atas kehendak-Nya.
Maka sesungguhnya, jika hari ini anakmu mondok, bukan karena kuatnya keinginanmu.
Tapi karena Allah memilihkannya untukmu.
Dan karena Allah menjaga anakmu lewat pesantren.
Akhirnya...
Untuk setiap orang tua yang menitipkan anaknya ke pesantren,
dan menangis diam-diam setiap malam,
ketahuilah…
Air matamu disaksikan langit.
Kesabaranmu dirawat malaikat.
Dan suatu hari nanti, saat anakmu berdiri tegar di tengah dunia, menjaga agamanya dan menuntun banyak jiwa—engkau akan berkata dalam hati:
"Ternyata air mata itu, tak pernah sia-sia."