Kita semua memiliki harapan. Ingin rezeki yang lapang, hati yang tenang, urusan yang mudah, dan impian yang tercapai. Kita mengangkat tangan, berdoa memohon kepada Allah yang memang Maha Mengabulkan doa. Tapi kadang, jawaban tak kunjung datang. Bukan karena Allah tidak mendengar, melainkan karena ada yang belum kita benahi.
Salatmu itulah kunci yang sering kita abaikan.
Allah berfirman:
"Dirikanlah salat untuk mengingat-Ku."
(QS. Thaha: 14)
Salat bukan sekadar gerakan tubuh. Ia adalah percakapan sakral antara seorang hamba dengan Rabb-nya. Maka bila kita tak benar dalam salat, bagaimana bisa kita berharap hubungan dengan Allah berjalan lancar?
Sering kita minta dunia, minta jodoh, minta keberhasilan. Tapi salat kita masih sering terburu-buru. Bacaan tidak khusyuk. Pikiran melayang ke urusan lain. Bahkan tak jarang kita menunda atau malah meninggalkannya. Maka tanyalah pada diri sendiri: Layakkah kita meminta kepada Allah sementara kita sendiri belum menunjukkan kesungguhan dalam mendekat kepada-Nya?
Sahabat, benahi dulu salatmu. Hadirkan hatimu dalam setiap takbir. Bayangkan kau sedang berbicara langsung kepada Dia yang menciptakan langit dan bumi. Rasakan bahwa di setiap sujud, engkau sedang berada pada posisi paling dekat dengan-Nya. Dan di situlah, sampaikan semua keluh, harap, dan pinta.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Yang paling dekat seorang hamba kepada Rabb-nya adalah saat ia sujud, maka perbanyaklah doa."
(HR. Muslim)
Allah tidak butuh salat kita kitalah yang membutuhkannya. Salat yang benar akan membersihkan hati, menuntun hidup, dan membuka pintu-pintu langit yang selama ini tertutup. Bukan sekadar ibadah, salat adalah jalan pembuka segala permohonan.
Maka sebelum engkau berlama-lama berdoa memohon jodoh, rezeki, atau jalan keluar dari kesulitan perbaiki dulu salatmu. Muliakan waktu-waktunya. Hadirkan hatimu. Jadikan ia prioritas, bukan sisa waktu.
Ingatlah, tidak ada yang lebih menenangkan selain tahu bahwa kita sedang bersandar pada Allah dengan cara yang paling benar. Dan salat adalah tiang utama sandaran itu.
Perbaiki salatmu dulu, niscaya setelah itu kau akan tahu bahwa Allah tak pernah mengecewakan siapa pun yang bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada-Nya.
Salatmu itulah kunci yang sering kita abaikan.
Allah berfirman:
"Dirikanlah salat untuk mengingat-Ku."
(QS. Thaha: 14)
Salat bukan sekadar gerakan tubuh. Ia adalah percakapan sakral antara seorang hamba dengan Rabb-nya. Maka bila kita tak benar dalam salat, bagaimana bisa kita berharap hubungan dengan Allah berjalan lancar?
Sering kita minta dunia, minta jodoh, minta keberhasilan. Tapi salat kita masih sering terburu-buru. Bacaan tidak khusyuk. Pikiran melayang ke urusan lain. Bahkan tak jarang kita menunda atau malah meninggalkannya. Maka tanyalah pada diri sendiri: Layakkah kita meminta kepada Allah sementara kita sendiri belum menunjukkan kesungguhan dalam mendekat kepada-Nya?
Sahabat, benahi dulu salatmu. Hadirkan hatimu dalam setiap takbir. Bayangkan kau sedang berbicara langsung kepada Dia yang menciptakan langit dan bumi. Rasakan bahwa di setiap sujud, engkau sedang berada pada posisi paling dekat dengan-Nya. Dan di situlah, sampaikan semua keluh, harap, dan pinta.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Yang paling dekat seorang hamba kepada Rabb-nya adalah saat ia sujud, maka perbanyaklah doa."
(HR. Muslim)
Allah tidak butuh salat kita kitalah yang membutuhkannya. Salat yang benar akan membersihkan hati, menuntun hidup, dan membuka pintu-pintu langit yang selama ini tertutup. Bukan sekadar ibadah, salat adalah jalan pembuka segala permohonan.
Maka sebelum engkau berlama-lama berdoa memohon jodoh, rezeki, atau jalan keluar dari kesulitan perbaiki dulu salatmu. Muliakan waktu-waktunya. Hadirkan hatimu. Jadikan ia prioritas, bukan sisa waktu.
Ingatlah, tidak ada yang lebih menenangkan selain tahu bahwa kita sedang bersandar pada Allah dengan cara yang paling benar. Dan salat adalah tiang utama sandaran itu.
Perbaiki salatmu dulu, niscaya setelah itu kau akan tahu bahwa Allah tak pernah mengecewakan siapa pun yang bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada-Nya.
Tags:
Hikmah