Dalam perjalanan menuntut ilmu, tidak cukup hanya bermodal buku dan pena. Ada satu hal yang jauh lebih penting: hati yang hidup dan doa yang tak pernah henti. Karena sejatinya, belajar bukan sekadar menghafal teori, tapi memahami makna dan menanamkan nilai.
Belajar dengan hati berarti menghadirkan ketulusan dalam setiap proses. Tidak belajar karena terpaksa, apalagi demi nilai semata, tetapi karena ingin mendekat pada kebenaran dan memperbaiki diri. Orang yang belajar dengan hati akan lebih mudah menerima ilmu, karena hatinya lapang, pikirannya terbuka, dan niatnya bersih.
Namun, ilmu saja tak cukup. Di balik setiap usaha, harus ada doa yang menguatkan. Karena kita tak pernah tahu, dari titik mana keberhasilan itu akan datang—dari lembar catatan, dari nasihat guru, atau dari linangan air mata di sepertiga malam. Doa adalah senjata mereka yang percaya bahwa usaha manusia harus bersandar pada kekuatan Ilahi.
Banyak yang hebat dalam logika, tapi lemah dalam keyakinan. Banyak pula yang pintar, namun goyah saat ujian datang. Maka belajarlah dengan hati, agar ilmu menjadi cahaya. Dan berdoalah dalam setiap langkah, agar perjuanganmu diridhai oleh-Nya.
Karena sejatinya, kesuksesan bukan milik mereka yang hanya cerdas otaknya, tapi milik mereka yang kuat hatinya dan tak lelah menggantungkan harap pada Tuhan-Nya.