Dalam hidup, ujian adalah kepastian. Tidak ada manusia yang
benar-benar luput dari duka, kehilangan, ataupun rasa sakit. Namun, di antara
sekian banyak kisah manusia yang diuji oleh Allah, tidak banyak yang bisa
menyamai betapa beratnya ujian yang dialami oleh Nabi Ayyub AS seorang nabi, hamba Allah, sekaligus simbol
kesabaran sejati.
Nabi Ayyub AS dikenal sebagai sosok yang tidak hanya diuji dari
satu sisi kehidupan, tetapi hampir seluruh aspek hidupnya direnggut: kekayaan
yang hilang, anak-anak yang wafat satu per satu, dan tubuh yang ditimpa
penyakit kronis selama bertahun-tahun. Ia ditinggalkan oleh kerabat dan
masyarakat, namun tetap tidak pernah meninggalkan Allah.
Lalu, seperti apa batas kesabaran seorang laki-laki yang ingin
meneladani Nabi Ayyub?
1. Sabar Bukan Diam, Tapi Berserah
Banyak yang salah paham bahwa sabar berarti tidak berbuat apa-apa.
Padahal, sabar adalah bentuk tertinggi dari keteguhan hati. Nabi Ayyub AS tidak
pasrah tanpa usaha; ia tetap berdoa, tetap menjalankan kewajibannya, tetap
bertawakal sambil mencari kesembuhan. Hingga akhirnya, ketika ia merasa cukup
dan hanya mengeluhkan penderitaannya kepada Allah, ia berkata:
"Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, dan Engkau adalah
Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang."
(QS. Al-Anbiya: 83)
Doa ini bukan keluhan manusia lemah, melainkan bisikan hamba yang
yakin bahwa Allah tidak pernah meninggalkan.
2. Sabar Seorang Laki-Laki Adalah Keteguhan Saat Segalanya Hilang
Laki-laki sering diidentikkan dengan peran sebagai pelindung,
penopang, dan pemimpin keluarga. Ketika harta, jabatan, bahkan keluarga hilang,
sering kali mental menjadi goyah. Tapi, sabar seperti Nabi Ayyub berarti tetap
memegang iman bahkan ketika seluruh dunia menjauh. Seorang laki-laki yang
bersabar tetap menjaga akhlaknya, lisannya, dan keyakinannya di tengah badai
kehidupan.
3. Kesabaran Tidak Diukur Waktu, Tapi Keteguhan
Nabi Ayyub AS bersabar selama 18 tahun menghadapi penyakit
dan kesendirian. Tidak pernah ia berucap kasar kepada Allah. Tidak ada
"protes" terhadap takdir. Artinya, kesabaran sejati tidak ada
batas waktunya. Selama ujian belum berakhir, tugas seorang laki-laki adalah
tetap tegar, bukan bertanya "sampai kapan".
4. Di Balik Kesabaran, Ada Janji Allah
Kesabaran Nabi Ayyub berbuah manis. Allah menyembuhkannya,
mengembalikan keluarganya, mengganti hartanya, dan mengangkat derajatnya. Maka
siapa pun laki-laki yang mampu bersabar seperti Nabi Ayyub, layak mendapatkan kemenangan
yang sama baik di dunia maupun akhirat.
"Sesungguhnya Kami dapati dia seorang yang sabar. Dialah
sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan)."
(QS. Shad: 44)
Laki-Laki Tangguh Adalah Laki-Laki yang Sabar
Hari ini, kesabaran sering dianggap kelemahan. Padahal, di mata
Allah, kesabaran adalah bentuk kekuatan tertinggi. Seorang laki-laki
boleh lelah, boleh menangis, tapi jangan menyerah. Ketika ia meneladani Nabi
Ayyub AS, maka sejatinya ia sedang berjalan menuju kemuliaan.
Karena sabar itu bukan soal kemampuan menahan rasa, tapi seberapa
teguh hati tetap bersama Allah di saat semua hal tak lagi bisa diandalkan.