Agar Tidak Mudah Terluka, Hiduplah Seolah-olah Engkau Tidak Punya
Tempat Istimewa di Hati Manusia Manapun
Ada kalanya kita merasa lelah bukan karena pekerjaan, melainkan
karena harapan yang terlalu tinggi terhadap manusia. Kita kecewa, sakit hati,
bahkan merasa tidak dianggap bukan karena perlakuan mereka semata, tapi karena
kita pernah berharap memiliki tempat istimewa di hati mereka.
Maka, satu pesan sederhana namun dalam: agar tidak mudah
terluka, hiduplah seolah-olah engkau tidak punya tempat istimewa di hati
manusia manapun.
Bukan berarti kita harus menutup hati sepenuhnya atau menjadi acuh
terhadap kasih sayang. Namun, ini adalah tentang bagaimana menjaga batas harap.
Ketika kita sadar bahwasanya hati manusia berubah-ubah, kita pun belajar tidak
menggantungkan kebahagiaan padanya.
Harapan yang berlebihan sering kali menjadi akar luka. Kita merasa
disisihkan padahal tak pernah dijanjikan. Kita menuntut dibalas padahal cinta
tak selalu simetris. Dan kita menunggu untuk diprioritaskan, padahal semua
orang sedang sibuk memperjuangkan hidupnya masing-masing.
Jika kita mampu hidup tanpa berharap tempat khusus di hati
siapapun, maka kebaikan yang datang akan terasa sebagai karunia, bukan
kewajiban. Perhatian menjadi kejutan yang manis, bukan tuntutan yang harus
dipenuhi. Dan saat orang menjauh, kita tidak merasa runtuh, karena sejak awal
kita tak pernah menempatkan diri terlalu tinggi di hatinya.
Letakkan hatimu pada tempat yang aman: pada Allah yang tak pernah
lalai. Sebab Dia-lah satu-satunya tempat berharap yang tak pernah mengecewakan.
Dengan cara ini, kita bisa terus mencintai dengan ikhlas, memberi
tanpa berharap balasan, dan tetap teguh meski tak dianggap. Hati menjadi
lapang, jiwa menjadi tenang.
Berbuat baiklah tanpa syarat, tapi jangan letakkan hatimu terlalu
dalam kecuali kepada Allah. Karena hanya dengan begitu, engkau akan tetap kuat
meski tidak dianggap, dan tetap lapang meski tidak dibalas.