Berani mencoba
adalah salah satu bentuk keyakinan yang mendalam pada kekuatan yang diberikan
Allah kepada kita. Imam Ghazali, seorang ulama besar yang dikenal dengan
kedalaman pemikiran dan kebijaksanaannya, mengajarkan bahwa setiap usaha dan
langkah yang kita ambil untuk memperbaiki diri dan mencapai tujuan adalah
manifestasi dari tawakkul dan kepercayaan kita kepada Allah.
Menurut
Ghazali, ketakutan yang berlebihan untuk mencoba adalah bentuk ketidakpastian
yang bisa menghambat pertumbuhan spiritual dan intelektual kita. Dalam
karyanya, 'Ihya' Ulum al-Din,' Ghazali menyebutkan bahwa setiap individu harus
berani menghadapi tantangan dan kesulitan dengan hati yang penuh keyakinan dan
tekad. Ini bukan hanya tentang mencoba hal-hal baru secara fisik, tetapi juga
tentang mengejar pengetahuan dan kebijaksanaan dengan penuh semangat.
Imam Ghazali
mengingatkan kita bahwa berani mencoba adalah wujud dari usaha yang kita
lakukan di dunia ini, sementara hasilnya sepenuhnya merupakan hak prerogatif
Allah. Dengan kata lain, kita diharapkan untuk memanfaatkan segala potensi dan
kemampuan kita sebaik mungkin, tanpa terjebak dalam ketakutan atau keraguan.
Sebagaimana yang tertulis dalam 'Al-Munqidh min al-Dalal,' Ghazali menekankan
pentingnya ikhtiar (usaha) sebagai bentuk keseriusan dalam menjalani kehidupan
dan mencari kebenaran.
Dalam setiap
langkah yang kita ambil, baik itu dalam meraih cita-cita maupun dalam menjalani
rutinitas sehari-hari, Imam Ghazali mengajarkan kita untuk senantiasa berpegang
pada prinsip tawakkul, yaitu menyerahkan hasil akhir kepada Allah setelah kita
berusaha sebaik mungkin. Dengan cara ini, keberanian untuk mencoba menjadi
lebih dari sekadar tindakan fisik; ia menjadi bentuk pengabdian dan keyakinan
kita terhadap kebesaran Allah dan rencana-Nya.
Jadi, dalam
perspektif Imam Ghazali, berani mencoba adalah refleksi dari iman dan
kepercayaan yang mendalam, di mana setiap usaha dan percobaan adalah sarana
untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memenuhi potensi diri kita sebagai
makhluk-Nya."