Kisah Nabi Yusuf Singkat Dari Lahir Hingga Wafat (COMPLTE)







Kisah Mimpi Nabi Yusuf

Yusuf AS merupakan satu dari 12 anak Nabi Yaqub AS. Dan Yusuf AS adalah satu-satunya putra Nabi Yaqub yang memperoleh tugas kenabian dari Allah.

Bermula dari mimpi yang dialami Nabi Yusuf ketika beliau masih kecil. Di dalam mimpinya, beliau melihat bulan, matahari, dan 11 bintang bersujud kepadanya.

Para ulama menafsirkan bahwa bulan dan matahari dalam mimpi Nabi Yusuf mengisyaratkan kedua orang tuanya. Adapun 11 bintang merujuk kepada jumlah saudara Yusuf AS yang sebanyak sebelas orang.

Ketika Nabi Yusuf terbangun dari tidurnya, beliau menceritakan mimpinya itu kepada ayahnya, Nabi Yaqub. Dari sinilah, Yaqub AS mengetahui kalau Yusuf AS kelak akan menjadi orang yang berkedudukan tinggi serta punya derajat mulia di dunia dan akhirat, sampai-sampai kedua orang tua dan saudara-saudaranya pun akan tunduk kepada beliau.

Mendengar mimpi itu, kemudian Nabi Yaqub pun berpesan kepada Nabi Yusuf untuk tidak menceritakan mimpi itu kepada 11 saudaranya. Pesan tersebut bermaksud supaya tidak muncul kedengkian di hati saudara-saudara Nabi Yusuf hingga mungkin mengantarkan mereka untuk melakukan kejahatan ataupun tipu daya terhadapnya.

Saat Nabi Yusuf di Buang ke Dalam Sumur

Melalui Surat Nabi Yusuf, Allah juga menceritakan bahwa saudara-saudaranya iri terhadap Nabi Yusuf dan saudara kandungnya, Bunyamin. Mereka dengki karena ayah mereka lebih perhatian kepada keduanya dibanding yang lain. Saudara-saudaranya beranggapan bahwa merekalah yang lebih berhak disayang dari pada Nabi Yusuf dan Bunyamin.

Karena kedengkian itu, mereka berencana untuk membunuh Nabi Yusuf atau membuangnya ke tempat sangat jauh yang membuatnya tidak mungkin bisa pulang ke rumah. Dengan rencana mereka supaya kasih sayang Nabi Yaqub tercurah kepada mereka.

Ketika saudara-saudara Nabi Yusuf sedang merencanakan tindakan mereka itu, salah satu dari mereka berkata, "Janganlah kalian membunuh Yusuf,masukkanlah saja dia ke dasar sumur supaya ia dipungut oleh beberapa orang musafir." Mendengar pendapat ini, mereka pun setuju.

Tak lama mereka pun mendatangi ayah mereka, Nabi Yaqub untuk meminta izin agar bisa mengajak pergi Nabi Yusuf. Mereka beralasan akan membawa Nabi Yusuf bermain.

Nabi Yaqub sebenarnya ragu untuk mengizinkan Nabi Yusuf diajak oleh saudara-saydaranya itu. Namun mereka terus meyakini Nabi Yaqub bahwa mereka akan mengawasi Nabi Yusuf dengan sungguh-sungguh. Dengan berat hati, akhirnya Nabi Yaqub memberi izin kepada mereka untuk membawa Nabi Yusuf pergi.

Kala di perjalanan, saudara-saudara Nabi Yusuf mulai melancarkan rencana mereka. Mulanya mereka menghina dan mencaci-maki Nabi Yusuf dengan tindakan dan ucapan. Lalu saat melihat sebuah sumur yang cukup jauh dari rumah mereka, mereka pun memasukkan Nabi Yusuf ke dalamnya, sungguh malang perbuatan mereka.

Setelah mereka semua berhasil memasukkannya ke dalam sumur, saudara-saudaranya mengambil baju Nabi Yusuf dan melumurinya dengan darah kambing. Kemudian mereka pulang ke rumah dan menemui Nabi Yaqub untuk melapor kejadian palsu.

Mereka bersedih seraya menangis di hadapan ayah mereka dan menjelaskan bahwa Nabi Yusuf telah dimangsa serigala. Lalu mereka memperlihatkan baju Nabi Yusuf telah berlumuran darah sebagai pembuktian kepada ayahnya.

Sebenarnya, Nabi Yaqub tidak pecaya begitu saja terhadap pengakuan anak-anaknya. Namun Nabi Yaqub hanya bisa berpasrah dan menyerahkan segalanya kepada Allah SWT.

Nabi Yusuf diperjualbelikan Sebagai Budak

Kala saudara-saudaranya telah pergi meninggalkannya, Nabi Yusuf duduk di dalam sumur sembari menunggu pertolongan Allah kepadanya. Beberapa lama kemudian datanglah para musafir ke sumur yang ada Nabi Yusuf di dalamnya. Musafir ini adalah rombongan pedagang dari Syam yang hendak menuju Mesir.

Saat salah satu dari mereka mengambil air dari sumur dengan mengulurkan tali timba ke dalamnya lalu menariknya kembali ke atas, tiba-tiba Nabi Nabi Yusuf menggelantungkan diri pada tali timba itu.

Musafir penarik tali timba melihat seorang anak yang tertarik bersama timbanya, lalu ia merasa senang karena bisa menjadikannya sebagai barang dagangan, mereka hendak menjual Nabi Yusuf tepatnya sebagai budak ketika telah sampai di Mesir.

Tiba di tempat tujuan, para musafir menjual Nabi Yusuf dengan harga murah kepada sepasang suami istri. Ternyata yang membeli Nabi Yusuf adalah orang yang terkenal dan terhormat.

Dikatakan, ia adalah seorang menteri dengan jabatan tinggi. Suaminya dikenal dengan sebutan al-Aziz, sementara istrinya dikenal dengan nama Zulaikha.

Nabi Yusuf digoda Oleh Istri Tuannya

Setelah dibeli oleh sepasang suami istri, Nabi Yusuf tinggal di rumah mereka dan menjadi hamba sahaya yang melayani mereka. Hingga usianya dewasa dan ketampanannya bersinar, Nabi Yusuf tetap melayani tuan pejabat beserta istrinya tersebut.

Pada suatu waktu, istri dari tuannya Nabi Yusuf merayu dan mengajak Nabi Yusuf untuk melakukan perbuatan yang tak pantas. Padahal istri tuannya adalah wanita cantik, kaya, masih muda, dan berkedudukan tinggi.

Diceritakan, wanita itu menutup pintu kamar yang di dalamnya hanya ada dirinya dan Nabi Yusuf. Ia tertarik dan terus menggoda Nabi Yusuf lantaran penampilan dan ketampanannya yang menawan.

Dalam kondisi ini, Nabi Yusuf memohon perlindungan Allah SWT dan coba menghindar serta pergi dari kamar itu. Nabi Yusuf kemudian lari menuju pintu untuk menjauh, dan istri tuannya mengejarnya sambil menarik baju Nabi Yusuf dari belakang hingga robek.

Di saat yang sama, al-Aziz yang merupakan tuannya Nabi Yusuf tiba-tiba muncul dan memergoki mereka berdua. Istri tuannya kemudian menuduh Nabi Yusuf telah menggoda dirinya, dan mengaku sebagai korban.

Istri tuannya terus membela diri dan menuduh Nabi Yusuf. Namun Nabi Yusuf berkata dirinya tak melakukan hal demikian. Beliau menjelaskan bahwa yang sebenarnya menggoda adalah istri al-Aziz tersebut.

Al-Aziz pun bingung dalam menengahinya. Kemudian ada seorang yang berpendapat, "Jika baju gamisnya (Nabi Yusuf) koyak di depan, wanita itu benar dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta." Maksudnya, Nabi Yusuf yang coba merayu wanita itu lalu wanita itu mendorong Yusuf sehingga baju bagian depannya robek.

Orang itu kembali mengatakan, "Akan tetapi, jika baju gamisnya (Nabi Yusuf) koyak di belakang, wanita itulah yang dusta dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar." Maksudnya, Nabi Yusuf berusaha melarikan diri dari godaan wanita itu. Karenanya, wanita itu mengejar dan menarik baju Nabi Yusuf dari belakang hingga sobek.

Mendengar demikian, tuannya kemudian melihat bahwa baju belakang Nabi Yusuf yang robek. Kemudian al-Aziz menegur istrinya, dan berkata kepada Nabi Yusuf untuk tidak menceritakan peristiwa tersebut kepada siapa pun.

Nabi Yusuf dihukum dimasukkan kedalam Penjara

Setelah kejadian itu, istri tuannya yakni Zulaikha memanggil teman-temannya ke rumahnya. Ia ingin menunjukkan ketampanan Nabi Yusuf yang membuatnya tertarik dan ingin menggoda. Melihat paras rupawan Nabi Yusuf, teman-teman Zulaikha pun ternganga hingga tak sadar membuat mereka mengiris jari-jari tangannya sendiri.

Mendengar tragedi sebelumnya antara Zulaikha dan Nabi Yusuf, teman-temannya itu pun menyebarluaskan kabar tersebut hingga membuat heboh sekitar. Melihat kenyataan tersebut, al-Aziz dan Zulaikha sepakat untuk memenjarakan Nabi Yusuf agar muncul opini bahwa Nabi Yusuf-lahyang menggoda istri tuannya.

Lalu masuklah Nabi Yusuf ke dalam penjara. Di sana beliau hanya bisa bersabar dan memohon pertolongan Allah SWT. Para ulama berbeda pendapat terkait jangka waktu dipenjaranya Nabi Yusuf. Ada yang mengatakan tiga, tujuh, bahkan 10 tahun.

Di dalam penjara, Nabi Yusuf bertemu dengan dua orang mantan pelayan raja. Keduanya kagum dengan kecerdasan ucapan dan perbuatan yang dimiliki Nabi Yusuf. Ketika kedua orang itu bermimpi, mereka meminta Nabi Yusuf untuk menakwilkan mimpi mereka.

Mereka takjub akan tafsiran mimpi yang ditakwilkan Nabi Yusuf. Padahal Nabi Yusuf sendiri mengatakan bahwa kemampuannya itu berasal dari Allah SWT, tuhan yang ia imani. Nabi Yusuf pun dikenal sebagai orang yang ahli dalam menafsirkan mimpi.

Sudah sekian lama Nabi Yusuf beserta temannya berada di dalam penjara. Kemudian salah satu temannya itu diketahui akan terbebas dari hukuman penjara. Lalu Nabi Yusuf berkata kepada temannya yang selamat untuk menceritakan tentang dirinya kepada tuannya itu, alias raja.

Menceritakan tentang dirinya di sini, maksudnya memberitahu raja akan keahlian takwil mimpi yang dimiliki Nabi Yusuf. Setelah keluar dari penjara, temannya Nabi Yusuf yang kembali mnejadi pelayan raja itu lupa akan pesan yang diberi Nabi Yusuf untuk menceritakan tentang dirinya.

Nabi Yusuf Menafsirkan Mimpi Sang Raja

Suatu ketika raja Mesir kala itu bermimpi dalam tidurnya, dan mimpinya itu membuat ia cemas. Raja itu bermimpi seakan-akan ia berada di tepi sungai, lalu dari dalam sungai muncul tujuh sapi betina dengan tubuh gemuk. Ketujuh sapi betina itu merasa senang berada di padang rumput yang subur.

Setelah muncul tujuh sapi gemuk, dalam mimpi raja muncul kembali tujuh sapi bertubuh lemah dan kurus. Anehnya, ketujuh sapi yang bertubuh kurus itu ikut bersenang-senang dengan tujuh sapi betina bertubuh gemuk. Kemudian sapi-sapi bertubuh lemah memakan tujuh sapi betina yang gemuk.

Dengan mimpi tersebut, kemudian raja Mesir terbangun dari tidurnya dalam keadaan terkejut. Lalu ia tertidur lagi, dan mendapatkan mimpi aneh lagi yang berbeda. Mimpi-mimpi yang raja dapati itu membuatnya khawatir dan cemas.

Raja pun menceritakan mimpi yang diperolehnya itu kepada para pembesar kerajaan dan kaumnya, tapi tak ada satu pun dari mereka yang bisa menakwilkan mimpi sang raja.

Dalam situasi tersebut, pelayan raja yang pernah dipenjara bersama Nabi Yusuf mengingat bahwa Nabi Yusuf mahir dan pandai menafsirkan mimpi. Kemudian ia berkata kepada sang raja dan kaumnya, "Aku akan memberitakan kepada kalian tentang (orang yang pandai) menakwilkan mimpi itu maka utuslah aku (kepadanya)."

Raja pun membolehkan dan mengutus si pelayan untuk menemui Yusuf AS di penjara. Setelah itu, Yusuf AS pun dibawa menemui raja. Raja Mesir lalu menceritakan mimpinya tentang tujuh sapi gemuk dan tujuh sapi lemah kepada Yusuf AS.

Di hadapan raja, Nabi Yusuf pun menakwilkan bahwa akan datang musim subur dan makmur selama tujuh tahun. Setelah itu, datanglah musim paceklik yang penuh kesulitan selama tujuh tahun pula.

Selain menafsirkan mimpi raja, Nabi Yusuf juga memberikan solusi terbaik bagi mereka untuk mengatasi krisis yang akan terjadi. Beliau memberikan gambaran jelas kepada mereka tentang kondisi yang terjadi ketika datang tahun-tahun dipenuhi dengan kemakmuran dan tahun-tahun yang diwarnai kekeringan atau paceklik.

Setelah mendengar kepandaian dan kecermatan Nabi Yusuf dalam menakwilkan mimpi dan memberi solusi, raja Mesir menawarkan Nabi Yusuf untuk terlepas dari berbagai tuduhan yang disandarkan kepadanya dan yang membuatnya dimasukkan penjara.

Namun Nabi Yusuf menolak, dan meminta raja untuk mengkonfirmasi kebenaran dari tuduhan tersebut lebih dahulu kepada tuan dan istri tuannya yang terdahulu, yakni al-Aziz dan Zulaikha.

Setelah raja mengkonfirmasi kepada mereka, didapati bahwa tuduhan tersebut adalah palsu dan Nabi Yusuf tidaklah bersalah. Nabi Yusuf tidak pernah menggoda maupun merayu Zulaikha, melainkan beliau adalah orang yang baik lagi terpuji.

Setelah jelas tidak bersalah, raja Mesir kala itu membebaskan Nabi Yusuf dari penjara dan membersihkan nama baiknya yang tercoreng akibat tuduhan palsu.

Nabi Yusuf Memperoleh Kedudukan Tinggi

Setelah bebas dari penjara, raja Mesir berkata kepada Nabi Yusuf, "Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi orang yang berkedudukan tinggi dan dipercayai di sisi kami."

Nabi Yusuf pun berkata kepada raja, "Jadikan aku bendaharawan negara (Mesir). Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga dan berpengetahuan." Raja pun memberikan kekuasaan tersebut kepada Nabi Yusuf dan percaya bahwa ia akan menjaga amanah yang dibebankan kepadanya.

Setelah menjadi orang yang berkedudukan tinggi, Nabi Yusuf pun menikah dengan Zulaikha karena tuan terdahulunya itu meninggal dunia dan Zulaikha telah kembali menjadi wanita yang bermartabat. Dikatakan bahwa Zulaikha juga masih saudara dengan raja Mesir.

Dengan itu raja Mesir pun mempercayakan jalannya pemerintahan kerajaan Mesir kepada Nabi Yusuf, Sudah beberapa lama Nabi Yusuf memerintah dan kala Mesir dilanda paceklik, 10 saudara Nabi Yusuf yang dahulu membuangnya ke dalam sumur datang ke istana untuk menukar bahan makanan.

Saudara-saudaranya tidak mengenali Nabi Yusuf yang telah menjadi penguasa Mesir tersebut karena telah terpisah puluhan tahun. Namun ketika mereka memasuki istana, Nabi Yusuf mengenali mereka.

Mereka menjelaskan maksud kedatangan mereka yakni untuk menukar bahan makanan kepada Nabi Yusuf karena terjadi musim paceklik. Mereka juga menerangkan keadaan keluarga hingga jumlah anggota keluarga mereka. Nabi Yusuf pun memberikan bahan makanan kepada mereka.

Tapi Nabi Yusuf menyadari bahwa saudara kandungnya, Bunyamin tidak datang bersama mereka. Kemudian Nabi Yusuf meminta mereka untuk kembali ke istana dengan membawa satu saudaranya yang tidak ikut kala itu.

Kisah Nabi Yusuf Bertemu Kembali dengan Keluarganya

Kembalilah saudara-saudara Nabi Yusuf AS kampung halaman, dan menceritakan kepada ayah mereka yaitu Nabi Yaqub bahwa penguasa Mesir ingin bertemu dengan saudara mereka, Bunyamin.

Mereka juga menyadari bahwa penguasa Mesir tersebut memberi jatah makanan kepada mereka dan bukan barter bahan makanan yang telah mereka tawarkan. Sehingga mereka berkata kepada Nabi Yaqub untuk mengizinkan Bunyamin ikut ke istana kerajaan supaya bisa mendapatkan jatah makanan lagi.

Dengan segala penjelasan dan janji teguh yang dibuat anak-anak Nabi Yaqub terhadapnya, kemudian Nabi Yaqub mengizinkan anak-anaknya untuk membawa Bunyamin kepada penguasa Mesir kala itu, yakni Nabi Yusuf.

Dibawalah Bunyamin untuk bertemu Nabi Yusuf. Saudara-saudaranya yang lain pun membawa barang-barang yang akan ditukar dengan bahan makanan.

Setelah mereka sampai di istana untuk berdiskusi terkait penukaran barang, Nabi Yusuf bertemu dengan Bunyamin lalu ia mengungkapkan identitas aslinya. Penguasa Mesir tiba-tiba mengungkapkan bahwa dirinya adalah Nabi Yusuf.

Saudara-saudara Nabi Yusuf keheranan, tapi Nabi Yusuf menegaskan, "Akulah Yusuf...", "...Dan ini saudaraku (Bunyamin)."

Setelah mengetahui bahwa penguasa Mesir adalah Nabi Yusuf, lalu Nabi Yusuf memerintahkan kepada saudara-saudaranya untuk membawa baju yang ia kala itu beliau pakai kepada ayahnya, Nabi Yaqub.

Nabi Yusuf pun juga memerintah agar sang ayah, Nabi Yaqub beserta keluarganya yang lain untuk dibawa ke Mesir supaya bisa bertemu dengannya. Demikian Nabi Yaqub bersama keluarganya datang ke Mesir untuk menemui dan berkumpul kembali dengan Nabi Yusuf setelah puluhan tahun terpisah.

Ada ulama yang mengatakan bahwa Nabi Yusuf dan Nabi Yaqub terpisah selama 35 tahun, ada juga yang menyebut 83 tahun.

Kisah Wafatnya Nabi Yusuf

Setelah Nabi Yusuf menyadari bahwa nikmat yang diberikan Allah SWT kepadanya telah sempurna, yakni menjadi nabi, dengan dirinya yang telah berkumpul lagi dengan keluarganya, serta menjadi penguasa Mesir, beliau juga sadar bahwa kehidupannya di dunia adalah fana.

Maka dari itu, Nabi Yusuf memohon kepada Allah SWT agar diwafatkan dalam keadaan memeluk Islam dan berharap kelak dipertemukan dengan hamba-hamba-Nya yang sholeh.

Sebelum Nabi Yusuf wafat, Allah terlebih dahulu mewafatkan Nabi Yaqub. Dijelaskan bahwa Nabi Yaqub menetap di Mesir bersama Nabi Yusuf selama 17 tahun. Sebelum wafat, Nabi Yaqub berwasiat kepada Nabi Yusuf agar mengebumikannya di wilayah Syam di sisi makam kakek dan ayahnya, yaitu Ibrahim dan Ishaq. Demikian Nabi Yaqub pun wafat pada usia sekitar 140 tahun.

beberapa tahun setelah kepergian ayahnya, Nabi Yusuf juga dipanggil Allah SWT ke hadapannya. Beliau wafat dan juga dikebumikan di tempat pemakaman orang tuanya. Nabi Yusuf diketahui wafat pada usia 120 tahun. Wallahu a'lam.

Itulah sejumlah kisah Nabi Yusuf singkat dari lahir hingga wafat. Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dan pelajaran yang terkandung dari kisahnya itu, demikianlah Semoga Bermanfaat.

 


Post a Comment

Previous Post Next Post