Berdebat dan Berbantah



                Janganlah engkau kotori lidahmu dengan berdebat dan berbantah, karena hal itu menyakitkan hati orang lain, menyebabkan pembodohan dan membawa penghinaan terhadap orang lain dengan kata-katamu. Berdebat juga bisa menimbulkan rasa bangga pada diri sendiri serta dapat membuatnya tersanjung dengan perasaan lebih berilmu dan lebih cerdas.

                Berbantah dan berdebat bisa mengganggu ketenangan hidup, karena jika engkau menang debat dengan orang yang bodoh, maka dia pasti akan membalas dengan Tindakan yang menyakitimu, dan jika engkau menang berdebat dengan orang yang bijak, maka dia akan meninggalkan dirimu dan merasa dengki kepadamu. (Dalam dua kemungkinan itu, akibat berdebat sangatlah tidak baik).

                Rasulullah Saw telah bersabda:

مَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَهُوَ مُبْطِلٌ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِيْ رَبَضِ الْجَنَّةِ

وَمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَهُوَ مُحِقٌ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِيْ أَعْلَى الْجَنَّةِ

 Artinya:

“Barang siapa meninggalkan berdebat sedang dia memang bersalah, maka Allah membangun baginya istana di tengah surga dan barang siapa meninggalkan berdebat padahal dia benar, maka Allah mebangun baginya istana di surga yang paling tinggi.”

Janganlah engkau tertipu dengan godaan setan yang berbisik di benakmu, “Berdebatlah untuk memperlihatkan yang benar dan jangan mengalah! Ini adalah penting dan prinsip kebenaran.” Karena sering kali setan membujuk orang yang bodoh agar masuk dalam keburukan dengan mengggunakan Bahasa kebaikan. Maka janganlah menjadi bahan tertawaan setan sehingga dia menghinamu.

                Menampakkan kebenaran memang amalan yang bagus, akan tetaoi harus tepat sasaran, tepat waktu dan sesuai dengan kondisi orang yang akan menerimanya. Yaitu dengan cara memberi nasihat secara tersembunyi bukan dengan cara berdebat di muka umum. Memberikan nasihat harus dengan cara yang benar dan sifat yang terpuji serta harus disertai sifat kelembutan. Sebab nasihat yang tidak tepat cara dan waktu, akan lebih mempermalukan seseorang dan pasti akan berakibat lebih fatal.

                Sayangnya di zaman ini, siapapun yang bergaul dengan para ulama maka akan terlihat pada mereka watak suka berdebat, suka membantah dan sulit untuk bersikap diam. Hal tersebut di sebabkan oleh para “ulama’ suu’” yang mengajarkan bahwa sikap tersebut adalah kemuliaan dan bahwa kemampuan berdebat serta kehebatan berdalil adalah amalan yang terpuji. Maka dari itu maka menjauhlah dari para ulama seperti itu sebagaimana engkau menjauh dari serigala, (sebab jika berdebat dan berbantah seperti mereka). Yakinlah bahwa sikap senang berdebat dapat menyebabkan murka Allah Swt dan meurka para makhluknya.


Post a Comment

Previous Post Next Post