Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW


Sejarah Maulid Nabi: Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Maulid Nabi adalah peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW pada hari Senin, 12 Rabi'ul Awal tahun Gajah, meskipun penanggalan hijriah belum ditetapkan pada saat itu. Sumber informasi ini berasal dari buku 'Sirah Nabawiyah' karya Prof. Dr. Muh. Rawwas Qol'ahji.

Sejarah Maulid Nabi telah dilakukan oleh masyarakat Muslim Arab sejak tahun kedua hijriah, seperti yang disebutkan dalam buku 'Sejarah Maulid Nabi' oleh Ahmad Sauri dan merujuk pada Nuruddin Ali dalam kitabnya Wafa'ul Wafa bi Akhbar Darul Mustafa. Catatan tersebut juga mencatat bahwa pada tahun 170 H/786 M, ibu Amirul Mukminin Musa al-Hadi dan al-Rasyid, Khaizuran, memerintahkan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi di Madinah dan melakukan perintah yang sama di Makkah.

Tradisi Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw

Peringatan Maulid Nabi telah berlangsung selama ribuan tahun dan memiliki tiga teori asal usul:

1. Peringatan pertama kali diadakan oleh kalangan Dinasti Ubaid di Mesir, aliran Syiah Ismailiyah, pada tahun 362-567 hijriah. Ini adalah perayaan terpisah.

2. Maulid Nabi juga berasal dari ahlus sunnah di Irak, dirayakan oleh Gubernur Irbil, Sultan Abu Said Muzhaffar Kukabri. Acara ini melibatkan ulama, ahli tasawuf, ilmuwan, rakyat, dan pemberian kepada fakir-miskin.

3. Sultan Shalahuddin Al Ayyubi atau Muhammad Al Fatih pertama kali mengadakan peringatan Maulid Nabi untuk memotivasi jihad melawan Perang Salib dan merebut Yerusalem.

Di Indonesia, tradisi peringatan Maulid Nabi mulai berkembang pada masa Wali Songo, sekitar tahun 1404 Masehi, sebagai upaya untuk menarik masyarakat memeluk Islam. Ini juga dikenal sebagai perayaan Syahadatin atau Gerebeg Mulud dengan tradisi nasi gunungan.

Makna Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Menurut buku '37 Masalah Populer: Untuk Ukhuwah Islamiyah' karya H. Abdul Somad, peringatan Maulid Nabi memiliki makna untuk mengingatkan manusia tentang risalah dan sirah Nabi Muhammad SAW. Hal ini bertujuan agar umat Islam memahami bahwa Nabi Muhammad SAW adalah satu-satunya tauladan yang harus diikuti.

Post a Comment

Previous Post Next Post