KUNCI ILMU ADALAH BERTANYA



Pepatah sering kali mengatakan, "Malu bertanya bakal sesat di jalan." Namun, ketika kita hanya terus bertanya tanpa pernah mencapai tujuan, kita hanya berputar-putar tanpa arah yang jelas. Sebenarnya, ilmu pengetahuan terletak di dalam dada para ahli, dan bertanya merupakan kunci untuk membuka pintu ilmu tersebut.

 Dalam proses belajar mengajar, terkadang ada hal-hal yang terlupakan oleh para pengajar, oleh karena itu, penting bagi kita untuk bertanya agar ilmu yang tersimpan di dalam dada mereka dapat mengalir keluar sebanyak mungkin.

Suatu kelas yang tidak melibatkan tanya jawab akan menimbulkan kejenuhan, suasana kelas akan terasa monoton, dan para pengajar juga kehilangan semangat untuk menyampaikan hal-hal baru. Lebih buruk lagi, sulit bagi pengajar untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah menyerap pelajaran yang diajarkan. Oleh karena itu, interaksi yang melibatkan tanya jawab sangat penting dalam proses pembelajaran.

Melalui pertanyaan, kita dapat mengklarifikasi hal-hal yang tidak dipahami, mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam, dan merangsang pikiran kritis. Bertanya juga memperluas wawasan kita, membantu kita memperoleh pengetahuan yang lebih luas, dan melatih kemampuan berpikir analitis.

Jadi, janganlah malu untuk bertanya. Tanyakanlah jika ada hal yang tidak Anda pahami atau ingin Anda ketahui lebih lanjut. Dengan bertanya, Anda membuka pintu ke arah pengetahuan yang lebih mendalam dan memastikan bahwa tujuan belajar Anda dapat tercapai.

Dalam mengajukan pertanyaan, ada adab-adab yang perlu dipahami. Penting untuk diingat bahwa bertanya bukanlah sekadar untuk menguji guru atau membuatnya terhina. Tujuan sebenarnya adalah untuk memperjelas sesuatu yang masih samar agar kita bisa mendapatkan petunjuk yang jelas.

Namun, terkadang ada pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu diajukan, dan malah membuat segala menjadi lebih rumit. Hal seperti ini juga terjadi dalam kisah penyembelihan sapi betina yang terjadi pada masa Nabi Musa AS.

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina.” Mereka berkata: “Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan? ” (QS. Al-Baqarah: 67)

Pertanyaan semacam ini menunjukkan sikap tidak percaya dan kurang hormat terhadap perintah Allah. Mereka seharusnya tidak mempertanyakan perintah-Nya, melainkan melaksanakannya dengan taat. Sikap skeptis seperti ini bukanlah adab yang baik dalam bertanya. 

Adab yang baik dalam bertanya adalah dengan menghormati otoritas dan kedudukan orang yang ditanya, serta menyampaikan pertanyaan dengan sopan dan penuh kesantunan.

Jadi, dalam bertanya, penting bagi kita untuk menjaga adab-adab yang benar. Kita harus menghindari sikap skeptis atau meragukan otoritas yang memberi petunjuk. Bertanyalah dengan niat baik, untuk memperoleh pemahaman yang lebih jelas, dan selalu berusahalah menjaga etika dan kesantunan dalam mengajukan pertanyaan.

Post a Comment

Previous Post Next Post