Berprasangka baik kepada Allah
Ketauhilah,
bahwa berprasangka baik kepada Allah merupakan salah satu dari beberapa maqam
yakin. Ddalam hal ini, manusia terbagi menjadi dua golongan : yang pertama
adalah golongan orang-orang khusus. Mereka senantiasa berbaik sangka kepada
Allah, karena melihat sifat-sifat Allah yang baik dan mulia.
Sedangkan
yang kedua adalah golongan orang-orang awam. Mereka berbaik sangka kepada Allah
karena nikmat yang telah mereka terima dari Allah. Jika engkau belum mendapatkan
maqam/ kedudukan orang khusus, maka berbaik sangkalah kepada Allah,
dengan banyaknya kenikmatan yang telah Allah berikan padamu. Sesungguhnya Allah
senantiasa melimpahkan karunia dan anugerah-Nya untuk semua makhluk-Nya.
Hendaklah
seorang hamba selalu berprasangka baik kepada Allah dalam segala urusan, baik
dunia maupun di akhirat. Dalam urusan dunia, hendaklah engkau selalu yakin dan
percaya kepada Allah yang akan mengirimkan rezeki untukmu meskipun tanpa
ikhtiar dan usaha. Ikhtiar dan usaha yang sedikit dibolehkan leh syara’, dan
bahkan mendapatkan pahala apabila tidak sampai meninggalkan ibadah wajib.
Apabila engkau mampu memahami hikmah ini, maka engkau akan merasakan ketenangan
di dalam hatimu, karena engkau tidak akan bersusah payah dan mati-matian dalam
mencari dunia.
Adapun
dalam urusan akhirat, hendaklah engkau memiliki keyakinan dan prasangka baik
bahwa amalmu pasti di terima oleh Allah, sehingga engkau akan bersegera
melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dan salah satu kondisi
seorang hamba yang diharuskan untuk berbaik sangka kepada Allah adalah Ketika
ia menjemput ajal. Rasulullah Saw.
Bersabda, “janganlah seseorang meninggal, kecuali ia berbaik sangka kepada
Allah!” Rasulullah juga bersabda, “Aku (Allah) sesuai dengan prasangka
hamba-hamba-ku. Maka berprasangkalah kepada-ku dengan apa saja.