Pastinya santri memiliki peran dalam keseharianya yang
harus diperjuangkan dalam hidupnya. keadaan santri di pondok adalah suatu
rahmat dari Allah yang tidak diberikan pada semuaa orang lain. oleh karena itu
marilah kita sebagai santri pergunakan waktu kita yang ada di pondok dengan
sebaik-baik mungkin agar nantinya mendapatkan ilmu yang barokah dan sesuai
hasil. Memang santri ketika keluar dari pondok tidak semuanya jadi guru, dan
tujuan kita mondok dan kita mondok bukan hanya semata-mata ingin dipuji-puji
orang, dan marilah kita mengaca matai suatu kitab Ta’limul muataallim, naah…
di kitab saja sudah dikasih tau nih niat bagaimana niat dalam belajar belajar “niat
belajar hendak nya bagi seorang pencari ilmu niat agar mendapatkan ridho dari
Allah swt, dan menghilangkan kebodohan yang ada pada diri kita dan orang lain,
ingin menegakkan agamanya Allah, karena menegakkan agamanya Allah itu semua
butuh pada ilmu”.
Banyak orang yang sudah keluar dari pondok karena
sudah merasakan manisnya ilmu orang ini ingin lebih memilih dirinya untuk
menetap di pondok (mencari ilmu) padahal orang ini sudah mempunyai dampingan dalam
hidupnya.
Mencari ilmu niat karena manjalankan kewajiban, dan
yang penting kita sudah belajar terserah nantinya faham atau tidak dan itu
bukan urusan kita, karena seungguhnya yang memberi pamahaman itu adalah Allah. Jadi
kita benar-benar belajar untuk menghilangkan kebodohan yang ada pada diri kita. Karena Allah
itu tidak akan mengubah suatu nasib hambanya apabila ada dari seorang hamba ini
tidak mau untuk mengubahnya.
Dan karena ilmu seseorang diangkat derajatnya oleh
Allah, seorang ulama’ tinggi derajatnya karena ilmunya, beitu juga seorang
dokter terlihat luar biasa di mata sesorang juga karena ilmu. dan karena ilmu
seseorang bisa mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat Nabi bersabda.
مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ، وَمَنْ
أَرَادَ الآخِرَهَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ
باِلعِلْمِ
“Barangsiapa yang menginginkan dunia maka
hendaklah berilmu. Barangsiapa yang menginginkan akhirat, maka hendaklah dengan
ilmu. Barang siapa yang menginginkan keduanya, maka hendaklah dengan ilmu.”
WALLAHU A’LAM