Rezeki
dari segi bahasa berasal dari kata razaqa yarzuqu rizqan yang berarti anugerah,
kekayaan, harta warisan, nasib, pemberian, atau upah. Sedangkan menurut istilah
rezeki bisa disebut sebagai sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh manusia, baik
itu yang dia makan ataupun yang dipakai dari pakaiannya.
Secara
garis besar rezeki adalah segala sesuatu yang bermanfaat dan bisa dimanfaatkan
untuk kelangsungan kehidupan di dunia. Karena rezeki datangnya dari Allah SWT,
maka jika menginginkan untuk mendapatkan rezeki yang halal, maka wajiblah
memohon kepada-Nya.
Secara
umum, rezeki adalah segala sesuatu dari Allah Swt yang bermanfaat dan yang
dihalalkan, bisa berupa uang, makanan, pakaian, hingga pasangan yang saling
menentramkan. Rezeki juga bisa berupa keturunan yang saleh dan salehah serta
nikmat sehat, pendengaran, penglihatan dan lain sebagainya.
Dari
pengertian di atas dapat dikatakan bahwa rezeki merupakan sesuatu yang halal.
Sehingga ketika ada seseorang yang mencuri, maka hasil curiannya itu bukan
termasuk bagian dari rezeki.
Dalam
surah Ar-Rum ayat 40, Allah Swt berfirman :
ٱللَّهُ
ٱلَّذِى خَلَقَكُمْ ثُمَّ رَزَقَكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ۖ هَلْ
مِن شُرَكَآئِكُم مَّن يَفْعَلُ مِن ذَٰلِكُم مِّن شَىْءٍ ۚ سُبْحَٰنَهُۥ
وَتَعَٰلَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Artinya:
"Allah lah yang menciptakan kamu, kemudian memberikanmu rezeki, kemudian
mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu
sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu?
Maha Sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan."
Dari
firman Allah Swt diatas dapat kita pahami bahwa rezeki yang kita peroleh itu
sudah diatur oleh Allah Swt. Dan sudah seharusnya kita selalu mensyukuri apa
yang telah diberikan oleh Allah Swt, baik itu banyak ataupun sedikit.
Dalam
surat ibrahim ayat 7 Allah Swt berfirman :
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ
لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
Artinya:
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
Ingat,
setiap jiwa tidak akan mati sampai rezekinya sempurna. Kalau sudah ada jaminan
demikian, kenapa khawatir pada rezeki? Dari Ibnu Masud radhiyallahu anhu, Nabi
shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
"Sesungguhnya
ruh qudus (Jibril), telah membisikkan ke dalam batinku bahwa setiap jiwa tidak
akan mati sampai sempurna ajalnya dan dia habiskan semua jatah rezekinya.
Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah cara dalam mengais rezeki.
Jangan sampai tertundanya rezeki mendorong kalian untuk mencarinya dengan cara
bermaksiat kepada Allah. Karena rezeki di sisi Allah tidak akan diperoleh
kecuali dengan taat kepada-Nya."
Wallahu
A’lam.