Menguak sejarah dibalik lahirnya Nahdlatul Ulama’

 

Sejarah lahirnya NU



NU didirikan oleh KH. Hasyim Asya’ri bersama para kiai pondok pesantren lainnya, pada tanggal 31 Januari 1926 M atau bertepatan tanggal 16 rajab 1344 H. sampai saat ini berarrti NU sudah menjejaki usia Ke 95 tahun.

 


NU (Nahdlatul Ulama’) merupakan ormas islam terbesar di Indonesia. Motivasi berdirinya NU didasari dengan 3 pokok utama: motivasi agama, membangun nasionalisme dan mempertahankan akidah Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).

 


Dengan begitu berdirinya bukan hanya dari aspek keagamaan, tapi juga menanamkan rasa nasionalisme cinta tanah air, sebagai benteng untuk perlawanan terhadap penjajah, dan juga menjaga kemurnian nilai-nilai Aswaja.


Sejarah singkat berdirinya NU.


NU berdiri dengan usaha Ikhtiar lahi batin para kiai utamanya KH. Cholil Bangkalan, KH. Hasyim Asya’ri, KH. Wahab Hasbullah, KH. Bisri Syamsuri, KH. As’ad Syamsul Arifin dan lainnya.

 


Kiai Cholil mengutus santri As’ad yang saat itu masih menjadi santri kyai Cholil untuk mengantarkan tasbih kepada murid beliau yakni kiai Hasyim beserta bacaan Asmaul Husna (Ya Jabbar dan Ya Qahhar) pada akhir tahun 1925.

 


Setiba di Pondok pesantren Tebu Ireng, Santri As’ad menyampaikan tasbih yang sebelumnya telah dikalungkan kepadanya, santri As’ad mempersilahkan kiai Hasyim untuk mengambilnya, bukan karena beliau tidak ingin memberikannya langsung tapi karena tasbih tersebut tidak pernah disentuh sekali sejak kiai Cholil mengamanatkannya selama berjalan kaki dari Bangkalan ke Tebu Ireng.

 


Petunjuk sebelumnya, tahun 1924 kiai cholil memerintahkan santri As’ad mengantarkan sebuah tongkat beserta ayat Al Qur’an Surat Thah 17-23 yang bercerita tentang mujizat nabi Musa As.

 


KH. Hasyim As’ari sangat berhati dalam mendirikan organisasi sebelumnya tahun 1924 KH. Wahab Hasbullah menggagas pendirian pendirian jam’iyyah kepada kiai Asy’ari tapi beliau masih mempertimbangkannya dengan meminta isyarat dari Allah melalui istikhrahnya. Kiai Hasyim juga meminta saran kepada para tokoh pergerakan nasional.

 


Hasil dari istikharah kiai Hasyim tidaklah diterima oleh beliau melainkan diterima oleh Kiai cholil yang juga merupakan guru beliau. Tatkala itu kiai As’ad menjadi penghubung antara kiai Cholil dan kiai Hasyim.

 


Dari proses lahir dan batin inilah memakan waktu yang cukup panjang dalam proses berdirinya NU. Hal ini menggambarkan sikap yang sangat berhati-hati dari kiai Hasyim agar organisasi ini menjadi bermanfaat bagi umat dan Negara. Lahirnya ormas ini berdasarkan petunjuk Allah Swt, dengan usaha banyak ulama’ demi kemaslahatan agama islam.

 

 

hafimultimedia

Post a Comment

Previous Post Next Post