Dalam Islam, keberanian anak terhadap orang tua—terutama jika itu dalam bentuk pembangkangan, perlawanan, atau berkata kasar—adalah sesuatu yang sangat serius. Al-Qur’an dan hadits memberikan banyak peringatan agar anak selalu menjaga sikap hormat kepada orang tuanya. Jika anak sudah mulai menunjukkan tanda-tanda berani atau melawan orang tua, maka berikut adalah beberapa nasihat Islami yang bisa diterapkan:
1. Ingatkan Anak tentang Kedudukan Orang Tua di Hadapan Allah
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak."
(QS. Al-Isra: 23)
Nasihat:
“Nak, dalam Islam, rida Allah itu tergantung pada rida orang tua. Kalau kita membuat orang tua kecewa, Allah juga murka. Maka jagalah tutur kata dan sikapmu.”
2. Tanamkan Bahwa Surga Ada di Bawah Telapak Kaki Ibu
Dari Mu’awiyah bin Jahimah, Rasulullah SAW bersabda:
“Ibumu… ibumu… ibumu, lalu ayahmu.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Nasihat:
“Nak, jangan kau tempuh jalan yang menjauhkanmu dari surga hanya karena ucapan atau sikap yang menyakiti ibumu.”
3. Ajari Pentingnya Adab Sebelum Ilmu
Rasulullah ﷺ adalah contoh utama dalam akhlak. Beliau bersabda:
“Bukan dari golongan kami orang yang tidak menyayangi anak kecil dan tidak menghormati orang tua.”
(HR. Tirmidzi)
Nasihat:
“Sikap hormat dan lembut kepada orang tua itu bagian dari adab. Sebanyak apa pun ilmu atau prestasimu, tanpa adab, semua itu tidak bernilai di hadapan Allah.”
4. Ajak untuk Muhasabah dan Beristighfar
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya (orang tua) dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidikku waktu kecil.’”
(QS. Al-Isra: 24)
Nasihat:
“Mari kita sama-sama bermuhasabah, minta ampun kepada Allah atas kekhilafan kita terhadap orang tua, karena kesalahan sekecil apapun bisa jadi penghalang keberkahan hidup.”
5. Tegas Tapi Tetap Penuh Kasih Sayang
Anak perlu dibimbing dengan ketegasan, tapi tanpa kekerasan.
Nasihat:
“Ayah dan Ibu menegurmu bukan karena benci, tapi karena ingin kamu menjadi pribadi yang mulia di dunia dan akhirat. Kami tak ingin kamu termasuk orang yang durhaka.”
Penutup (Kalimat Perenungan):
“Jangan sampai kita menyesal saat orang tua telah tiada. Karena saat itu, penyesalan tak bisa mengembalikan kesempatan yang telah hilang.”
Jika anak sudah mulai berani, yang dibutuhkan bukan hanya nasihat keras, tapi pendekatan hati. Bangun kembali jembatan kasih dan komunikasi, karena pada dasarnya fitrah anak itu lembut—dan Islam adalah agama yang lembut dalam membina.
