Menggunjing







               

 

                Jagalah lisanmu dari menggunjing orang lain,karena menggunjing dosanya lebih berat daripada tiga puluh kali perzinahan dalam keadaan islam. Demikian keterangan hadist nabi.

            Maksud menggunjing adalah engkau menyebut seseorang dengan beberapa hal yang tidak baik, andai dia mendengar, maka dia akan meresa sakit hati. Dengan menyebuut keburukan orang llain, engkau akan digolongkan dengan kaum yang zhalim dan kaum yang menggunjing walaupun yang engkau ucapkan itu benar danb sesuai dengan kenyataan.

            Hati-hati dari gaya ginjingan para ulama yang ahli riya’. Yaitu menggunjing orang dengan bahasa isyarat dan tidak dengan transparan. Contohnya seperti ucapan, “ Semoga Allah menyadarkannya sungguh dia telah berbuat buruk padaku dan menyusahkan aku dengan berbagai tindakannya, tapi ya sudahlah, tidak ada masalah. Semoga Allah memperbaiki aku dan dia.

            Ucapan seperti tiu mengandung dua keburukan. Yang pertama adalah keburukan menggunjing orang dan yang kedua adalah keburukan memuji diri sendiri dan menampakkan kesalahan orang lain, yaitu dengan menampakkan rasa kesal kepadanya lalu berpura-pura berbaik hati dengan mendoakannya . Jika benar maksudmu dengan ucapan itu adalah mendoakan dia, maka tidaklah menjadi masalah, hanya saja hendaknya engkau lakukan doa itu secara tersembunyi dan tidak perlu engkau ucapkan di muka umum dan jika memang engkau merasa prihatin atau sayang  kepadanya, maka tandanya engkau tidak akan tega memperlihatkan keburukannya dihadapan orang lain. Padahal dengan menampakkan rasa kesal kepada kekurangannya di hadapan orang lain berarti engkau telah membuka aibnya menyingkap keburukannya

            Cukup bagimu sebagai peringatan dari doos menggunjing firman Allah Swt berikut ini:

وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ

                Artinya:

            “Dan janganlah ada di amtara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.Apakh ada                  diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu      kamu                           merasa jijik.” (QS. Al-Hujurat/49: 12).

            Menurut ayat tersebut jika engkau menggunjing seseorang maka sama dengan engkau memakan mayatnya., Alangkah pantasnya jika engkau menjauhinya!

            Jika engkau ingin memiliki rasa enggan untuk menggunjing orang-orang islam, maka lihatlah dirimu sendiri. Tanyakanlah kepadanya, bukankah engkau memiliki aib yang zhahir dan yang batin!! Bukankah engkau selalu berbuat dosa di muka umum ataupun Ketika sendirian!! Jika dirimu sadar dengan kelemahan dan kekurangannya dengan pertanyaan itu, maka sebaiknya engkau juga bisa memaklumi kekurangan dan kelemahan orang lain serta menerima berbagai alasannya. Sebagaimana dirimu tidak suka jika kekuranganmu dibuka, maka begitu juaga orang lain, dia tidak suka bila engkau membuka aibnya.

            Jika engkau menutupi aib orang lain dan merahasiakannya, maka Allah akan menutupi aib-aibmu, tetapi jika engkau membeberkannya, maka Allah juga akan menjadikan lisan manusia membuka kekuranganmu. Mereka akan merobek kehormatanmu dengan omongan yang tajam di dunia, bahkan di akhirat nanti, Allak tidak akan segan-segan untuk membeberkan aibmu di hadapan seluruh makhluk.

            Jika engkau melihat kepada dirimu secara lahiriyah dan batiniyah lalu engkau merasa tidak menemukan aib atau kekurangan di dalamnya, maka ketahuilah bahwa kebodohanmu tentang aib-aib dirimu sendiri adalah keburukan yang paling fatal dan paling berbahaya. Tidak ada yang lebih bodoh dari iitu! Hal itu menunjukkan bahwa Allah belum menghendaki kebaikan untuk untuk dirimu, karena jika dia menghendaki kebaikan bagimu, maka pasti dia memperlihatkan kepadamu berbagai kekurangan dirimu. Puncak kebodohan seseorang adalah jika dia memandang dirinya sendiri dengan pangangan senangl, puas dan merasa sudah cukup.

            Jiika engkau benar-benar jujur dalam anggapanmu tentang tidak adanya aib dan kekurangan pada dirimu, maka bersyukurlah kepada Allah Swt dengan baik. Tidak perlu engkau merusak keshalehanmu dengan menjelekkan orang lain dan mempermainkan kehormatannya karena hal itu adalah aib yang terbesar.

والله أعلم...


Post a Comment

Previous Post Next Post