Sejarah Perintah berkurban di Hari Raya Idul Adha





Pada Suatu Hari Nabi Ibrahim (A.S) berkunjung ke rumah Siti Hajar dan Nabi Ismail (A.S). Saat dalam kunjungannya, pada suatu malam, beliau mendapatkan mimpi dari Allah SWT yang memerintahkan untuk menyembelih Nabi Ismail (A.S) sebagai kurban. Setelah terbangun, Nabi Ibrahim merasa gelisah dan sedih.

Nabi Ibrahim kemudian menceritakan mimpinya kepada Nabi Ismail. Dengan kesabaran, ketaatan, dan keikhlasan, Nabi Ismail menerima perintah tersebut untuk diserahkan dan dikurbankan. Siti Hajar, ibunda Nabi Ismail, juga menerima perintah dengan keikhlasan meskipun sangat sedih.

Akhirnya, Nabi Ibrahim membawa Nabi Ismail ke sebuah tempat untuk dilakukan penyembelihan. Selama perjalanan, mereka dihadapkan pada banyaknya godaan dari Iblis yang mengikuti Nabi Ibrahim. Namun, dengan ketakwaan dan keyakinan, keduanya melanjutkan perjalanan hingga sampai di tempat penyembelihan.

Saat Nabi Ismail berbaring dan hendak disembelih, Nabi Ibrahim menutup wajahnya. Ketika Nabi Ibrahim hendak melaksanakan perintah itu, Malaikat Jibril datang dan dengan izin Allah SWT, mencegah proses tersebut. Malaikat Jibril kemudian mengganti Nabi Ismail dengan seekor kambing, dan memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih kambing tersebut sebagai ganti Nabi Ismail. Nabi Ibrahim kemudian diperintahkan untuk membagikan daging hasil kurban kepada fakir miskin.

Peristiwa ini diperingati oleh umat Muslim di seluruh dunia sebagai Hari Raya Idul Adha, di mana umat Muslim dianjurkan untuk melakukan ibadah kurban.

Dari kisah ini, terdapat banyak sikap teladan yang dapat kita ambil. Salah satunya adalah kesabaran, serta menerima dengan ikhlas dan tawakal terhadap perintah Allah SWT. Selain itu, kita juga harus mampu melawan godaan dan bisikan setan, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail (A.S).

Post a Comment

Previous Post Next Post