KISAH IMAM BUKHARI




Imam Bukhari, yang memiliki nama lengkap Abu Abdillah Muhammad ibn Isma'il ibn Ibrahim ibn al-Mughirah ibn Bardizbah al-Ja'fiy al-Bukhari, lahir pada hari Jum'at tanggal 13 Syawal tahun 194 H atau bertepatan pada tanggal 21 Juli 810 M di kota Bukhara.

 Ayahnya meninggal dunia ketika ia masih kecil, namun meninggalkan harta yang cukup untuk hidup dengan baik dan terhormat, sehingga ia dibesarkan dan dididik oleh ibunya dengan tekun dan penuh perhatian.

Imam Bukhari memulai menuntut ilmu sejak berusia dini dan pada usia 10 tahun, ia telah menghafal beberapa karya ulama hadis. Dia belajar hadis kepada ahli hadis terkenal pada masa itu di berbagai negara, termasuk di Hijaz, Sham, Mesir, dan Irak.

Meskipun Imam Bukhari mengalami kebutaan pada kedua matanya ketika masih kecil, ia terus belajar dan menghafal hadis. Namun, dengan doa dan usaha yang tekun, Allah memberikan kesembuhan kepada Imam Bukhari dan mengembalikan penglihatannya.

Imam Bukhari menjadi ulama hadis yang sangat terkenal dan diakui keahliannya dalam bidang ini. Dia hafal 100.000 hadis shahih sanad dan matannya, serta hafal 200.000 hadis tidak shahih sanad dan matannya. Dia juga meninggalkan sekitar dua puluh karya bidang hadis dan ilmu-ilmu ke-Islaman lainnya.

Karya terpopuler Imam Bukhari adalah Al-Jami' as-Sahih al-Musnad al-Mukhtasar min umur Rasulillah saw. Wa Sunanihi Wa Ayyamihi yang lebih dikenal dengan sebutan Shahih al-Bukhari. Beliau meninggal dunia pada malam Selasa tahun 255H dalam usia 62 tahun kurang 13 hari dan tidak meninggalkan seorang anak pun.

 Karya-karyanya menjadi rujukan penting bagi para ulama hadis dan menjadi sumber utama pengetahuan tentang Islam bagi umat Muslim di seluruh dunia hingga saat ini.

Demikianlah, kisah Imam Bukhari, seorang ulama besar dalam dunia Islam yang dihormati dan diakui kehebatannya hingga saat ini. Meskipun mengalami banyak rintangan dan cobaan, ia tetap semangat dalam menuntut ilmu dan menghimpun hadis-hadis penting yang menjadi sumber utama bagi umat Islam.

 Karya terbesarnya, Shahih Bukhari, tetap menjadi referensi utama dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam. Semoga kisah kehidupannya dapat menginspirasi kita untuk lebih semangat menuntut ilmu dan meningkatkan kualitas kehidupan spiritual kita.







Post a Comment

Previous Post Next Post