Kisah Bijak Abu Nawas

 


Abu Nawas adalah orang yang sangat lucu, bijak, dan selalu punya cara untuk menjawab semua persoalan. Bahkan sampai sekarang kira-kira 600 tahun setelah ia meninggal, kita masih menertawakan dan mengingat trik-triknya, anekdotnya, kebijaksanaan, dan kejujurannya.

Pada suatu hari, hakim pengadilan kebingungan oleh dua orang ibu yang merebutkan seorang bayi. Karena sama-sama mempunyai bukti yang kuat, hakim tidak tahu bagaimana caranya untuk menentukan siapa ibu kandung yang asli dari bayi tersebut.

Akhirnya, dia pergi menghadap Raja Harun Al Rasyid untuk meminta bantuan supaya kasus tersebut dapat terpecahkan.

Raja kemudian turun tangan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Namun, dia malah putus asa. Karena kedua wanita itu sama-sama keras kepala dan tetap menginginkan bayi itu.

Kemudian, Raja memanggil Abu Nawas untuk datang ke istana. Setelah mengetahui duduk permasalahannya, dia mencari cara agar nasib bayi itu tidak terlunta-lunta dan bisa bersama lagi dengan ibu kandungnya.

Keesokan harinya, Abu Nawas pergi ke pengadilan dengan membawa seorang algojo. Abu Nawas menyuruh meletakkan bayi yang diperebutkan itu di atas  meja.

"Apa yang akan kalau lakukan pada bayi itu?" tanya kedua ibu yang saling berebut itu bersamaan.

"Sebelum menjawab pertanyaan kalian, saya akan bertanya sekali lagi. Adakah di antara kalian berdua yang bersedia menyerahkan bayi itu kepada ibunya yang asli?" kata Abu Nawas.

"Tapi, bayi ini adalah anakku," jawab kedua ibu itu serentak.

"Baiklah kalau begitu. Karena kalian berdua sama-sama menginginkan bayi ini, dengan terpaksa saya akan membelah bayi ini menjadi dua," jawab Abu Nawas.

Mendengar jawaban tersebut, perempuan pertama sangat bahagia dan langsung menyetujui usulan tersebut. Sementara itu, perempuan yang kedua menangis histeris dan memohon agar Abu Nawas tidak melakukan hal tersebut.

"Tolong jangan belah bayi itu, serahkan saja dia pada wanita itu. Aku rela asalkan dia tetap hidup," katan ibu yang kedua.

Puaslah Abu Nawas ketika mendengar jawaban itu. Akhirnya, dia tahu siapa ibu dari bayi itu yang sebenarnya. Lalu, dia menyerahkan sang bayi pada perempuan kedua yang merupakan ibu kandungnya.

Setelah itu, Abu meminta agar pengadilan menghukum wanita yang pertama sesuai dengan kejahatannya.

Hal ini dikarenakan tidak ada seorang ibu yang tega melihat anaknya dibunuh, apalagi di hadapannya sendiri. Akhirnya, masalah pun selesai dan si bayi akhirnya dapat bersatu kembali dengan ibu kandungnya.

 


Post a Comment

Previous Post Next Post