Kasih Sayang Allah Kepada Sang Pendosa


Al-Qur'an adalah obat bagi hati yang sakit dan penenang bagi jiwa yang gelisah. Dalam kitab suci ini terdapat banyak ayat-ayat yang membawa kebaikan dan menguatkan iman seseorang. Salah satu ayat yang membawa harapan yang sangat luas bagi seluruh manusia adalah sebagai berikut:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Ini merupakan ayat dari surat Az-Zumar ayat 53 dalam bahasa Arab. Artinya, "Katakanlah, 'Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang.'"

Ayat ini menegaskan bahwa Allah senantiasa memberikan kesempatan dan rahmat-Nya kepada seluruh makhluk-Nya, bahkan pada orang yang berdosa. Allah menegaskan bahwa tidak ada dosa yang terlalu besar atau terlalu kecil bagi-Nya, asalkan seseorang mau bertaubat dan memohon ampun kepada-Nya, maka Allah akan senantiasa membuka pintu rahmat-Nya.

Poin:

1. Allah masih menggunakan kata "يَا عِبَادِيَ" (wahai hambaku) pada mereka yang telah menentang-Nya dengan dosa-dosa. Hal ini menunjukkan kasih sayang Allah yang tidak terbatas kepada seluruh makhluk-Nya, bahkan pada orang yang telah berbuat dosa. Meskipun mereka telah menyakiti hati-Nya dan melanggar perintah-Nya, Allah tetap menganggap mereka sebagai hamba-hamba-Nya yang perlu diingatkan.

2. Allah tidak memanggil mereka dengan panggilan yang merendahkan atau menyakiti perasaan, seperti panggilan pendosa, durjana, dan sejenisnya. Sebaliknya, dengan kelembutan-Nya, Allah memanggil mereka dengan sebutan "duhai hamba-Ku yang melampaui batas."

Hal ini menunjukkan kasih sayang dan kemurahan hati Allah yang tidak terbatas. Meskipun hamba-Nya telah melakukan kesalahan dan berbuat dosa, Allah tetap memanggil mereka dengan panggilan yang penuh kasih sayang dan harapan agar mereka kembali pada-Nya.

Sebagai manusia yang cinta pada-Nya, hendaknya kita selalu mengingat bahwa Allah selalu mengasihi dan merindukan kita untuk kembali pada-Nya. Meskipun kita telah melakukan kesalahan dan berbuat dosa, Allah tetap membuka pintu taubat bagi kita. Oleh karena itu, mari kita selalu bertaubat dan memohon ampun kepada-Nya, serta berusaha untuk tidak melampaui batas dan melakukan kesalahan di masa depan.

3. Allah mengingatkan hamba-Nya untuk tidak berputus asa dari rahmat-Nya, meskipun telah melakukan kesalahan dan berbuat dosa apapun. Allah ingin meyakinkan kepada para pendosa bahwa tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni-Nya, dan tidak ada hamba-Nya yang terlalu jauh untuk kembali pada-Nya.

Allah adalah Dzat Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Meskipun kita telah melakukan kesalahan dan berbuat dosa, Allah selalu membuka pintu taubat bagi kita. Allah senantiasa memberikan kesempatan kepada hamba-Nya untuk bertaubat dan memperbaiki diri.

Oleh karena itu, sebagai hamba yang mencintai Allah, kita harus senantiasa memegang teguh harapan dan keyakinan bahwa Allah senantiasa merindukan kita untuk kembali pada-Nya. Kita harus senantiasa berusaha untuk menghindari dosa dan selalu bertaubat jika telah melakukan kesalahan. Kita juga harus selalu berdoa dan memohon ampunan kepada-Nya, serta mengharapkan rahmat dan kasih sayang-Nya yang tidak terbatas. Dengan begitu, kita dapat memperbaiki diri dan mendapatkan ridha-Nya.

4. Allah yang Maha Pengampun dan Penyayang senantiasa membuka pintu ampunan-Nya bagi hamba-hamba-Nya yang bertaubat dengan ikhlas. Dalam ayat tersebut, Allah menekankan kembali bahwa Dia akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya jika mereka kembali kepada-Nya dengan tulus dan sungguh-sungguh.

Allah dengan penuh kasih sayang-Nya mengampuni dosa-dosa hamba-Nya, asalkan hamba tersebut bersedia bertobat dan memperbaiki diri. Sebagai hamba yang mencintai Allah, kita harus selalu berusaha untuk memperbaiki diri dan menjaga hubungan kita dengan-Nya agar selalu dekat dan tidak terputus.

Oleh karena itu, ketika kita melakukan kesalahan dan dosa, janganlah merasa putus asa dan terus menerus mengulangi kesalahan tersebut. Sebaliknya, kita harus segera bertaubat dan berupaya memperbaiki diri agar tidak terulang kembali di masa depan.

Dengan demikian, marilah kita senantiasa mengikuti perintah Allah dan berusaha untuk menjadi hamba yang taat serta selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya. Dengan begitu, kita akan selalu merasakan keberkahan serta rahmat dari Allah yang senantiasa memberikan ampunan dan pengampunan-Nya.

5. Allah menegaskan dengan tegas bahwa segala dosa, sekecil atau sebesar apapun, akan diampuni oleh-Nya asalkan hamba-Nya bertaubat dengan tulus dan sungguh-sungguh. Allah tidak hanya mengampuni dosa-dosa tertentu, namun Dia menjanjikan pengampunan untuk segala dosa tanpa terkecuali.

Allah menambahkan kata "semuanya" dalam ayat tersebut untuk memberikan kepastian dan keyakinan bagi hamba-Nya bahwa tidak ada satu pun dosa yang terlalu besar atau terlalu kecil untuk diampuni. Karenanya, janganlah berputus asa dan teruslah berusaha untuk memperbaiki diri dan bertaubat kepada Allah.

Allah adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Dia senantiasa membuka pintu ampunan-Nya bagi hamba-hamba-Nya yang kembali kepada-Nya dengan sungguh-sungguh. Oleh karena itu, janganlah ragu untuk memohon ampunan-Nya dan teruslah berusaha untuk menjadi hamba yang taat dan patuh kepada-Nya. Dengan begitu, kita akan selalu merasakan kasih sayang dan rahmat Allah yang tak terhingga.

6. Dan Allah mengakhiri ayat ini dengan menyebut sifat-Nya, sungguh Dia-lah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. Tidak ada yang lebih Pengampun dan Penyayang dari-Nya.

Dalam ayat ini, Allah ingin menutup segala pintu putus asa dan membuka lebar semua pintu harapan. Karena putus asa terhadap ampunan Allah adalah dosa yang lebih besar dari dosa yang ia lakukan. Karenanya, sebagian ahli tafsir menyebut ayat ini sebagai ayat harapan.

Wallahu A'lam...

Post a Comment

Previous Post Next Post