GHIBAH II Perasaan Seharian Tadi Aku Tidak Bermaksiat, Tapi Kenapa Catatan Amal Burukku Bertambah

 


Setiap umat muslim pasti tidak ingin dirinya masuk ke dalam jeratan dosa. Menaati perintah Allah SWT dan menjauhi setiap apa yang dilarang oleh agama merupakan kewajiban bagi umat Islam. Namun, ada perbuatan dosa yang sering dilakukan manusia tanpa mereka sadari. Perbuatan dosa tersebut adalah ghibah.

Ghibah juga merupakan salah satu perbuatan dosa yang dibenci Allah SWT. Dalam kehidupan sehari-hari, ghibah adalah perbuatan yang sangat mudah bagi manusia untuk melakukannya, bahkan tanpa disadari. Ghibah menjadi istilah populer dalam masyarakat untuk menyebut perilaku bergunjing atau bergosip.

 Dalam kehidupan sehari-hari, ghibah adalah perilaku tercela. Ghibah bisa membawa kerugian, bukan hanya untuk orang lain, tapi juga untuk diri sendiri. Maka dari itu, ghibah adalah perbuatan yang harus dijauhi dalam hidup. Walaupun ghibah ini adalah sesuatu yang remeh secara pandangan, tapi tetap yang namanya ghibah ini tidak dibenarkan.

Dalam Islam, perilaku ghibah adalah perilaku yang pasti akan menuai ganjaran dunia dan akhirat. Ghibah adalah perbuatan zalim yang sangat dilaknat oleh Allah SWT. Wlaupun secara pandangan ghibah itu seuatu yang remeh akan tetapi dalam aagama itu tidak dibenarkan. Dan akan mendapat dosa apabila ghiba ini dilakukan.

Dosanya di dunia dan di akhirat karena ghibah ini adalah “Haqqul Adami” tidak cukup dengan cara bertaubat kepada Allah, tapi juga harus meminta maaf kepada orang yang digosipi serta menyebutkan kesalahan didepanya. Berat bagi orang yang menggosip untuk minta maaf untuk menyebutkan. maka dari itu jauhilah yang namanya ghibah.

Rasulullah SAW sudah menyatakan bahwa dosa ghibah berat dari dosa zina,

“Ghibah itu lebih berat dari zina. Seorang sahabat bertanya, ‘Bagaimana bisa?’ Rasulullah SAW menjelaskan, ‘Seorang laki-laki yang berzina lalu bertobat, maka Allah bisa langsung menerima tobatnya. Namun pelaku ghibah tidak akan diampuni sampai dimaafkan oleh orang yang dighibahnya,” (HR At-Thabrani).

Tak hanya itu, diriwayatkan bahwa Allah pernah berfirman kepada Nabi Musa AS,

“Siapa saja yang meninggal dunia dalam keadaan bertaubat dari perbuatan ghibah, maka dia adalah orang terakhir masuk surga. Dan siapa saja yang meninggal dalam keadaan terbiasa berbuat ghibah, maka dia adalah orang yang paling awal masuk neraka.”

 

 

 

Post a Comment

Previous Post Next Post