Anjingpun Marah Ketika Rosulullah Dihina

 

Anjing yang marah karena Rosul dihina


 Ketika agama, Allah dan Nabi-Nya dihina tentu kita sebagai muslim akan tidak terima dan bisa jadi marah. Alam semesta selain manusia saja tidak akan ridha jika agama ini dicela. Perhatikan kisah berikut yang cukup mencengangkan, kisah seorang anjing menyerang seorang penista Nabi SAW dan membuat 40.000 orang maasuk islam karena melihat kejadian ini.


Disebutkan dari Jamaluddin Ibrahim Bin Muhammad Ath Thabi bahwa ada seorang penguasa mongol yang murtad menjadi nasrani. Suatu  hari sejumlah para pembesar Nasrani dan Mongol berkumpul. Mulailah salah satu dari mereka menghina Nabi SAW.. Di ruangan itu terdapat anjing pemburu yang terikat.


Tatkala orang tersebut terus-menerus menghina Nabi SAW, tiba-tiba anjing tersebut menerkamnya dan berhasil mencakar-cakar wajahnya sebelum akhirnya orang yang hadir bisa menyelamatkannya dari cakaran anjing.


Salah seorang hadirin berkata, ‘ini karena hinaammu terhadap Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam’.


Kemudian dia kembali menghina Nabi SAW bahkan berpanjang kata menghina. Tiba-tiba anjing tetrsebut kembali meloncat menerekam dan menggigit kerongkongannya lalu menariknya hingga putus. Matilah orang tersebut seketika.kejadian ini menjadi sebab ada kurang lebih 40 ribu orang  mongol masuk Islam. Perbuatan mencela agama sangat tercela juga demikian terlarang dijadikan bahan candaan untuk membuat tertawa manusia meskipun tidan ada niat melecehkan. Allah berfirman:


وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ ۚ قُلْ أَبِٱللَّهِ وَءَايَٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمْ تَسْتَهْزِءُونَ  لَا تَعْتَذِرُوا۟ قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَٰنِكُمْ


Artinya: Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. (QS, At Taubah 65-66)

 

 

dikutip dari buku Mondok Sebagai Potret Cinta Tanah Air

Post a Comment

Previous Post Next Post