PERAN ULAMA' DAN SANTRI DALAM KEMERDEKAAN INDONESIA

 


Peran Ulama' Dan Santri Dalam Mewujudkan Kemerdekaan Indonesia

Masa kemerdekaan telah kita rasakan sejak terlontarnya proklamasi oleh Sang Proklamator kita (Ir. Soekarno), perjuangan demi perjuangan telah ditapaki oleh pahlawan-pahlawan kita tidak ada rasa takutpun untuk mewujudkan kemerdekaan, itu semua mereka lakukan demi kita dan anak cucunya, disamping itu pejuang kemerdekaan bukan hanya dari golongan Militer ataupun  Ormas tapi juga terdiri dari para Ulama' dan para santrinya.


Peran Ulama' dan santri dalam mewjudkan kemerdekaan Indonesia sangatlah besar, bahkan mereka rela meninggalkan keluarga, menghabiskan seluruh harta, jiwa dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, dan mereka telah memberikan sumbangsi yang sangat besar dalam memperjuangkan dan mempertahankan kedaulatan bangsa Indonesia yang begitu panjang dan nama merekapun tercatat dengan tinta emas sebagai Syuhada'.


Bumi indonesia telah dibanjiri oleh darah keringat dan air mata yang perjuangannya harus kita jaga sebagai penghormatan kita kepada para Ulama'. Ust. Bakhtiar Nasir berkata "Seandainya bumi Nusantara (Indonesia) ini dibelah menjadi dua maka yang keluar adalah para Ulama' dan para santri".


Resolusi Jihad

Fatwa resolusi jihad bermula ketika presiden Soekarno bertanya kepada KH. Hasyim Asy'ari menganai hukum membela tanah air dari ancaman penjajah penjajah menurut hukum Islam. disaat itupun KH. Hasyim Asy'ari tidak langsung menjawab melainkan meminta pendapat kepada para Kiai. 


Bertepat pada tanggal 21-22 Oktober 1945, KH. Hasyim Asy'ari mengundang wakil-wakil dari cabang NU di seluruh Jawa dan Madura yang bertepat di Surabaya. Dalam pertemuan tersebut, diputuskan bahwa melawan penjajah sebagai perang suci alias Jihad ataupun saat ini populer dengan Resolusi Jihad.


Latar belakang adanya Resolusi Jihad dilatar belakangi oleh pertempuran antara pasukan Inggris dengan arek-arek Suroboyo pada 10 November 1945. Dalam peperangan tersebut Bung Tomo menyampaikan pidatonya yang sangat melegenda, sebelum melontarkan pidato tersebut Bun Tomo terlebih dahulu menghadap KH. Hasyim Asy'ari beliau meminta izin untuk membacakan isi pidatonya yang merupakan resolusi jihad yang sebelumnya telah disepakati oleh Ulama' NU.


Setelah dikumandangkannya Resolusi jihad pada tanggal 10 November 1945 ribuan Kiai dan Santri datang ke Surabaya untuk berjuang untuk melawan tentara-tentara Inggris yang mempunyai senjata canggih seperti tank, ribuan jetn tempur yang membuat langit Surabaya mendung pada siang hari bahkan dihujani rudal, dan para kiai dan para santri hanya bersenjata bambu runcing dan anehnay mereka tidak merasa takut untuk melawan sekutu. Pertempuran berlangsung selama 3 minggu yang dimenangkan oleh para pejuang tetapi sayangnya jutaan santri wafat dalam pertempuran itu.


Kita sebagai penerus bangsa haruslah bersyukur dan menghargai jasa para Ulama', kyai kita yang telah berjuang untuk membebaskan Indonesia dari penjajahan, maka kita sebagai penerus haruslah mengisi hari kemrdekaan dengan hal-hal yang baik. Khususnya para santri yang tau betul pengorbanan para ulama' terdahulu kita.

  .....برضاءالله و بشفاعة رسول الله لهم الفاتتحة

 حُبُّ الْوَطَنِ مِنَ الإِيمَانِ#


1 Comments

Previous Post Next Post