Hukum Seputar Nadzar/Janji

 
** Ustazdah, jika kita bernazdar, apakah nazdar tersebut harus dilaksanakan?

•• tergantung jenis nazdarnya
** memang ada berapa jenis nazdar?
•• ada dua, yaitu nazdar Lajaj, dan nazdar tabarrur/mujazah, jika jenisnya lajaj maka orang yang bernazdar boleh memilih antara melaksanakan nazdar, atau menebus kaffarat yamiin (sumpah) yaitu salah satu dari tiga hal berikut:
- memerdekakan budak muslim
- memberi makan 10 org miskin masing-masing satu mud dan memberi mereka baju
- berpuasa tiga hari.

Untuk nazdar tabarrur tidak ada pilihan selain melaksanakan apa yang dinazdari.

** seperti apa nazdar lajaj dan tabarrur itu?

•• lajaj itu adalah nazdar yang berkaitan dengan motivasi untuk melakukan atau meninggalkan sesuatu, seperti :
-Jika aku tidak merokok lagi maka aku bernazdar akan bersedekah 500 ribu.
- jika aku makan jengkol aku bernazdar akan bersedekah 250 ribu.

Adapun nazdar tabarrur itu berkaitan dengan niat qurbah (pedekate 😀) kepada Allah SWT baik dengan atau tanpa sebab tertentu, seperti :
- saya bernazdar shalat tahajjud 200 rakaat.
- jika saya sembuh maka saya bernazdar akan berumrah pada bulan Ramadhan tahun ini.

** apakah harus menggunakan lafazd nazdar ?
•• kalimat saya bernazdar adalah kalimat yang sharih (jelas) dari nazdar, adapun lafazd-lafazd yang lain yang menyiratkan tanggungan/keharusan harus disertai niat, jika diniatkan sebatas sumpah maka jatuh sumpah(yamiin) dalam hal ini pembahasan ulama panjang lebar dan ada sedikit khilaf.

Catatan :
1. Nazdar harus dilafazdkan
2. Obyek Nazdar adalah sesuatu mustahab/sunah, fardhu kifayah juga boleh, bukan yg wajib ain,bukan pula perkara mubah apalagi makruh dan haram.

Wallahu a'lam.
 
Sumber: Neng Ainun Barakah.

Post a Comment

Previous Post Next Post