Kisah Lengkap Nabi Idris A.S



Allah s.w.t berfirman dalam Surah Maryam ayat 56-57:

“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang rasul. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.”

Ayat ini mengisahkan tentang Idris, seorang nabi yang disebutkan dalam Al-Qur'an. Idris adalah seorang yang sangat membenarkan dan diutus oleh Allah sebagai seorang rasul untuk memberikan petunjuk kepada umat manusia. Allah mengangkat Idris ke martabat yang tinggi karena kesetiaan dan ketulusan hatinya dalam menyampaikan risalah Allah kepada umat manusia.

Kisah Idris dalam Al-Qur'an memberikan pelajaran bagi umat manusia tentang keimanan, kesetiaan, dan keikhlasan dalam menyampaikan ajaran agama kepada sesama manusia. Semoga kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah-kisah para nabi dalam Al-Qur'an untuk memperkuat iman dan keimanan kita kepada Allah s.w.t.

memang tidak diketahui secara pasti kapan Nabi Idris hidup, kepada kaum siapa dia diutus, dan bagaimana Allah s.w.t mengangkat darjatnya pada kedudukan yang tinggi. Namun, yang pasti adalah Nabi Idris adalah salah satu nabi yang diutus oleh Allah untuk memberikan petunjuk kepada umat manusia.

Dalam Al-Qur'an, Nabi Idris disebutkan dalam beberapa ayat seperti Surah Maryam ayat 56-57 yang telah disebutkan sebelumnya, Surah Al-Anbiya ayat 85, dan Surah As-Sad ayat 14. Namun, informasi lebih lanjut tentang kehidupan dan dakwah Nabi Idris sangat terbatas.

Namun demikian, meskipun informasi tentang Nabi Idris terbatas, kita masih dapat mengambil pelajaran dan hikmah dari kisah-kisah para nabi dalam Al-Qur'an. Kita dapat belajar tentang keteladanan para nabi dalam menjalankan tugas dan misi mereka untuk menyampaikan ajaran Allah kepada umat manusia. 

Kita juga dapat belajar tentang kesetiaan dan ketulusan hati para nabi dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Semoga kita selalu diberikan hidayah oleh Allah untuk mengikuti jejak para nabi dalam beribadah dan berbuat kebaikan kepada sesama manusia.

Nabi Idris a.s Bersama Malaikat Izrail

Suatu ketika Nabi Idris a.s telah dikunjungi oleh Malaikat Izrail dan bertanya Nabi Idris a.s katanya: “Hai malaikat Izrail, engkau datang ini untuk mencabut nyawa atau untuk menziarah?.” Kata Malaikat Izrail aku datang untuk menziarah dengan izin Allah. Kata Nabi Idris kepada Malaikat Izrail: “Hai Malaikat Izrail, saya ada keperluan dan kepentingan kepadamu” Kata Malaikat Izrail “Kepentingan apa itu?” Jawab Nabi Idris “Kepentingan denganmu iaitu supaya engkau mencabut nyawaku dan kemudian Allah menghidupkan kembali sehingga aku dapat beribadah kepada Allah setelah aku merasakan sakaratul maut”. Kata Malaikat Izrail sesungguhnya aku tidak akan mencabut nyawa seseorang melainkan mendapat izin Allah. Maka Allah memberi wahyu kepada kepada Malaikat Izrail agar dia mencabut nyawa Nabi Idris, maka seketika itu Malaikat Izrail mencabut nyawa Nabi Idris a.s. Maka Malaikat Izrail menangis atas kematian Nabi Idris sambil memohon kepada Allah agar Allah menghidupkan kembali Nabi Idris a.s.

Kemudian Allah mengabulkan permohonan Malaikat Izrail, maka Nabi Idris hidup kembali. Malaikat Izrail bertanya kepada Nabi Idris as. “Hai saudaraku, bagaimana rasanya sakaratul maut itu?. Kata Nabi Idris a.s “Sesungguhnya rasa sakaratul maut itu saya umpamakan binatang yang hidup itu dilapah kulitnya (dibuang kulitnya semasa hidup-hidup) dan begitulah rasanya sakaratul maut bahkan lebih seribu kali sakit.”

Kisah Lengkap Nabi Idris a.s

"Malaikat Maut berkata dengan halus dan hati-hati, 'Aku mencabut nyawa orang seperti itu selama-lamanya.' Kemudian, Nabi Idris AS berkata pada Malaikat Maut, 'Hai Malaikat Maut, aku memiliki satu keinginan lagi padamu. Aku ingin melihat Neraka Jahanam agar aku dapat lebih sungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah setelah melihat belenggu, rantai, dan kalajengking yang menyiksa orang-orang di dalamnya.' Malaikat Maut menjawab, 'Bagaimana aku dapat pergi ke Neraka Jahanam tanpa izin Allah?'"

Mala Allah memberi wahyu kepada Malaikat Maut, Nabi Idris AS dan pengalamannya di Neraka Jahanam dan Syurga dapat dituliskan sebagai berikut:

"Mala Allah memberi wahyu kepada Malaikat Maut dengan firman-Nya, 'Pergilah ke Neraka Jahanam bersama-sama dengan Nabi Idris AS.' Malaikat Maut pun pergi ke Neraka Jahanam bersama-sama dengan Nabi Idris AS. Di sana, Nabi Idris AS melihat segala macam siksaan yang diciptakan Allah untuk musuh-Nya, seperti belenggu, rantai, dan kalajengking serta ular yang diliputi api-api yang menyala, kayu zakum, dan air yang sangat panas untuk diminum oleh ahli neraka tersebut.

Setelah kembali dari Neraka Jahanam, Nabi Idris AS berkata lagi kepada Malaikat Maut, 'Hai Malaikat Maut, aku memiliki satu keinginan lagi padamu. Aku ingin melihat Syurga agar aku dapat meningkatkan amal ibadahku.' Malaikat Maut menjawab, 'Bagaimana aku dapat pergi bersamamu ke dalam Syurga tanpa izin Allah?'

Maka Allah memberi izin pada Malaikat Maut untuk pergi bersama-sama Nabi Idris AS dan berhenti di dekat pintu Syurga. Dengan demikian, Nabi Idris AS pun dapat melihat kemegahan Syurga dan merasa semakin termotivasi dalam beribadah kepada Allah."

kutipan mengenai pengalaman Nabi Idris AS di Syurga dan permohonannya untuk memohon izin Allah agar dapat masuk ke dalamnya dapat dituliskan sebagai berikut:

"Maka Nabi Idris AS melihat di dalamnya berbagai nikmat dan istana yang besar dan indah, serta anugerah yang berharga. Tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan yang beraneka warna dan rasanya berbeda-beda turut terlihat di sana. Nabi Idris AS berkata, 'Hai saudaraku, aku telah merasakan sakitnya sakaratul maut. Aku telah melihat Neraka Jahanam yang berisi berbagai macam siksaan dan azab. Oleh karena itu, aku memohon agar engkau memohon kepada Allah agar Dia mengizinkanku untuk masuk ke dalam Syurga dan minum airnya, sehingga rasa sakit sakaratul maut di tengkorakku hilang dan aku dapat terhindar dari siksaan Neraka Jahanam.'"

Maka akhirnya Malaikat Izrail harus meninggalkan Nabi Idris di dalam surga, sesuai dengan ketentuan dan kehendak Allah. Namun, Nabi Idris telah mendapatkan pengalaman yang luar biasa dan pelajaran yang berharga setelah melihat Neraka Jahanam dan syurga. Ia kemudian berjanji untuk terus meningkatkan amal ibadahnya dan menjalankan perintah Allah dengan lebih baik lagi.


Wallahu A'lam...


Post a Comment

Previous Post Next Post