KISAH IMAM SYAFI'I BERTAMU KEPADA IMAM AHMAD



Abu Abdullah Muhammad bin Idris As-Syafi'i atau dikenal dengan Imam As-Syafi'i (150-204 Hijriyah) adalah satu dari empat imam mazhab. Ulama kelahiran Ghazzah (perbatasan Syam ke arah Mesir) ini punya kisah menarik ketika bertamu ke rumah Imam Ahmad.

 

Imam Syafi’i merupakan ulama hadis dan fikih sekaligus pendiri Mazhab Syafii. Mazhab ini mayoritas dianut masyarakat Muslim Indonesia. Nama lengkap pendiri mazhab ini adalah Muhammad bin Idris bin Abbas bin Utsman bin Syafi’ bin Saib bin Ubaid bin Abdu Yazid bin Hasyim bin Abdul Muthalib. Nama terakhir adalah kakek dari Rasulullah.

 

Semua ulama tidak meragukan kapasitas keilmuan Imam Syafi'i. Beliau merupakan salah satu guru Imam Ahmad bin Hanbal, pendiri mazhab Hanbali.

 

Dikisahkan bahwasanya imam Syafi’i suatu hari menziarahi imam Ahmad bin Hanbal di rumahnya, beliau berdua makan malam bersama, kemudian imam Syafi’i tidur di kamar yang sudah disiapkan.

 

Di pagi harinya putri imam Ahmad bin Hanbal bertanya kepada ayahnya, “ Wahai ayah, mohon maaf, apa beliau itu imam Syafi’i yang ayah sering memujinya ? “, imam Ahmad menjawab, “ betul wahai putriku, ada apa ? “. “ Maaf ayah, aku perhatikan darinya tiga perkara, pertama saat kami hidangkan makan malam, beliau makan sangat banyak sekali. Ketika beliau masuk kamar, beliau tidak bangun lagi untuk bangun malam. Ketika subuh tiba, beliau tidak wudhu untuk sholat dan langsung sholat tanpa berwudhu dulu “.

 

Maka imam Ahmad mengutarakan tiga hal itu kepada imam Syafi’i dan didengarkan juga oleh putri imam Ahmad. Maka imam Syafi’i menjawab :

 

“wahai Ahmad, aku makan banyak karena aku tahu makananmu dari yang halal, dan engkau adalah orang yang dermawan, sedangkan makanan orang yang dermawan adalah obat dan makanan orang pelit adalah penyakit, maka aku makan bukanlah untuk kenyang, tapi untuk berobat dengan perantara makananmu itu.

 

طعام الكريم دواء وطعام البخيل داء

Artinya : "Makanan orang dermawan bisa menjadi obat, dan makanan orang kikir akan melahirkan penyakit".

 

Dan semalam aku tidak bangun malam, karena ketika aku meletakkan kepalaku untuk tidur, tampaklah di hadapanku lembaran-lembaran al-Quran dan Sunnah (maksudnya secara hafalan, red) maka aku dianugerahi oleh Allah dapat menyelesaikan masalah sebanyak 72 masalah dalam ilmu fiqih yang aku berharap dapat membawa manfaat untuk kaum muslimin, maka aku tidak ada kesempatan untuk sholat malam.

 

Adapun aku tidak berwudhu dulu untuk sholat subuh berjama’ah, maka sungguh kedua mataku tadi malam sama sekali tidak tidur, semalaman penuh aku terjaga, maka aku sholat subuh dengan kalian masih menggunakan wudhu isya’ “.

 

Wallahu A’lam

 

Sumber : ( kitab, Aniisul Mukminin : 80)

 

Post a Comment

Previous Post Next Post