KATAKANLAH KEJUJURAN WALAUPUN TERASA PAHIT


Kejujuran sangat dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan dalam segala hal, selain tentu saja kerja keras, usaha, dan nasib baik. Dengan demikian, kita harus meyakini bahwa kejujuran sangatlah penting dalam kehidupan kita.

 

Dari segi bahasa, jujur dapat disebut juga sebagai lawan kata bohong yang artinya adalah berkata tau pun memberi informasi yang tidak sesuai dengan kebenaran. Pengertian jujur secara istilah adalah sikap seseorang ketika berhadapan dengan sesuatu dan menceritakan kejadian tersebut tanpa ada perubahan sedikit pun atau benar-benar sesuai dengan realita yang terjadi.

 

Jujur adalah suatu sikap yang lurus hati, menyatakan yang sebenar-benarnya tidak berbohong atau berkata hal-hal yang menyalahi apa yang terjadi (fakta). Jujur juga dapat diartikan tidak curang, melakukan sesuatu sesuai dengan aturan yang berlaku dan lain sebagainya. Jujur juga bisa bermakna kesesuaian antara niat dengan ucapan dan perbuatan seseorang.

 

Sifat jujur sangat penting dan harus dimiliki oleh setiap individu. Wajib hukumnya bagi kita untuk selalu berusaha jujur dalam hal apapun baik lisan maupun perbuatan. Sifat ini adalah dasar dan sebuah patokan sebuah kepercayaan. Jika kita sekali dapat dipercaya, orang lain akan mempercayai kita dan menilai kita seterusnya baik.

 

Lain halnya dengan orang yang berbohong, dia akan merasa khawatir akan kebohongannya dan hidup penuh kebimbangan, dia akan terbiasa membuat kebohongan baru untuk menutupi kebohongan lamanya sehingga hidupnya dipenuhi dengan kebohongan.

 

Satu kebohongan akan mendorong kebohongan lainnya. Jadi, lebih baik kita berperilaku jujur karena dengan kejujuran akan membuat kita tenang dan nyaman, karena kejujuran itu dekat dengan kebenaran. Sebagaimana Allah SWT telah memerintahkan secara tegas kepada orang-orang beriman agar berkata benar, seperti terjemahan Firman Allah dalam Q.S. Al-Ahzab/33:70 di bawah ini:

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar”

 

Ada banyak manfaat yang diperoleh bagi orang yang jujur, antara lain ; hati menjadi tenang. Orang yang selalu jujur akan memiliki hati yang tenang, dia selalu merasa nyaman dengan perbuatan dan kalimat jujur yang dilakukannya. Apapun urusan yang dilakukan dia tetap mendapatkan kedamaian dalam hatinya karena segala sesuatu telah dilakukannya dengan benar dan tidak merugikan orang lain.

 

Dalam hadits disebutkan bahwa :

قل الحَقَّ وَلَوْ كَانَ مُرًّا

Artinya : “Katakanlah kejujuran walaupun terasa pahit”

 

Ø Cerita Islami dengan judul: Kejujuran Abdul Qadir

Saat berusia 18 tahun, Syaikh Abdul Qadir meminta izin kepada ibunya merantau ke Bagdad untuk menuntut ilmu. Ibunya tidak menghalangi cita-cita mulia Abdul Qadir meskipun dia khawatir melepaskan anaknya sendirian menempuh perjalanan beratus-ratus kilometer.

 

Sebelum pergi, ibunya berpesan kepada Abdul Qadir agar berkata jujur dalam keadaan apa pun. Lalu, ibunya membekali uang 40 dirham dan dijahit di dalam pakaian Abdul Qadir. Setelah itu, ibunya melepas Abdul Qadir pergi bersama kafilah dagang yang kebetulan hendak menuju Kota Bagdad.

 

Namun, dalam perjalanan, mereka dihadang dan diserang oleh 60 orang penyamun. Semua barang dagangan kafilah dirampas. Para penyamun itu sama sekali tidak mengusik Abdul Qadir karena mereka menyangka dia tidak mempunyai apa pun, kecuali pakaian yang melekat di tubuhnya.

 

Salah seorang penyamun bertanya pada Abdul Qadir, "Hai Anak Muda! Apa yang ada pada dirimu?"

 

Abdul Qadir menjawab dengan sejujurnya bahwa ia memiliki uang 40 dirham di dalam pakaiannya. Penyamun itu heran dan tidak memercayainya. Akhirnya, dia melaporkan kepada pemimpinnya. Lalu, pakaian Abdul Qadir dipotong dan dirobek isinya. Para penyamun terkejut. Mereka mendapati 40 dirham sebagaimana dikatakan Abdul Qadir.

 

Pemimpin penyamun itu pun langsung bertanya pada Abdul Qadir, "Kenapa engkau berkata jujur, padahal engkau mengetahui bahwa 40 dirham uangmu itu akan kami rampas?"

 

"Aku telah berjanji kepada ibuku bahwa aku tidak akan pernah berkata bohong walau apapun yang terjadi. Karena dengan berbohong, orang tidak akan lagi memercayaiku. Padahal, kepergianku ke Bagdad untuk mencari ilmu kepada orang awam. Aku ingin orang-orang selalu memercayaiku."

 

Ketika mendengar Abdul Qadir mengatakan alasan kejujurannya, pemimpin penyamun tersadar. Dia pun menangis, menginsafi kesalahannya. Dia bersumpah tidak akan merampok lagi. Penyamun itu bertobat di hadapan Abdul Qadir, yang diikuti oleh para pengikutnya.

 

 

Wallahu A’lam.


Post a Comment

Previous Post Next Post