MENSYUKURI ATAS NIKMAT ALLAH SWT



Mensyukuri nikmat Allah SWT, maksudnya berterima kasih kepada-Nya dengan cara mengingat atau menyebut nikmat dan mengagungkan-Nya. Adapun cara mensyukuri nikmat Allah SWT yang baik yaitu menggunakan segaala nikmatnya dengan melaksanakan ketaatan kepadanya.

 

Cara cara bersyukur kepada nikmat Allah Swt :

1.  Bersyukur dengan lisan

Bersyukur dengan lisan dilakukan dengan cara bertahadduts (menyebut-nyebut) nikmat tersebut, memuji Allah (mengucapkan Alhamdulillah), dan menisbatkan nikmat itu kepada Allah.

 

2.  Bersyukur dengan hati

Bersyukur dengan hati dilakukan dengan cara senantiasa menyadari, mengingat dan menghadirkan dalam hati bahwa setiap nikmat yang kita rasakan tersebut dari Allah, dan bukan dari siapa pun. Allahlah, dengan kasih sayang-Nya, keutamaan dan kebaikan-Nya yang telah memberikannya kepada kita.

 

3.  Bersyukur dengan anggota badan

bersyukur dengan anggota badan adalah syukur yang paling penting. Ia dilakukan dengan cara menggunakan semua nikmat tersebut dalam rangka membantu kita di dalam menaati Allah. Kita pakai semua nikmat itu di jalan yang diridhai oleh pemiliknya.

 

Bersyukur adalah sebuah kebawiban bagi tiap hamba dan dengan bersyukur kita akan menjadi hamba yang baik dan Allah Swt akan menambahkan nikmatnya kepada kita sebagaimana firman Alllah Swt dalam Al-qur’an surah Ibrahim Ayat 7 :

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

 

Artinya : Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Nikmat yang telah Allah karuniakan sangatlah banyak. Kita tidak akan mampu untuk menghitungnya. Allah tidak meminta kita untuk membalas nikmat-nikmat itu. Allah hanya mewajibkan kepada kita untuk bersyukur.

 

Rasulullah Saw bersabda :

الطَّاعِمُ الشَّاكِرُ بِمَنْزِلَةِ الصَّائِمُ الصَّابِرِ

Artinya : Orang makan yang bersyukur adalah sederajat dengan orang bershaum yang sabar. (HR. Bukhari, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban)

 

Wallahu A’lam

1 Comments

Previous Post Next Post